Kurang Minum Air Bisa Bikin Tubuh Cepat Sakit, Ini Penjelasan Ilmiahnya

09 September 2025 11:56
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah penelitian terbaru dari Liverpool John Moores University mengungkap bahwa kurang minum air bisa berdampak serius pada kesehatan jangka panjang. Bukan hanya membuat tubuh lemas, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga depresi.

Sahabat.com - Sahabat, banyak orang masih menyepelekan kebiasaan minum air putih setiap hari. 

Padahal, sebuah penelitian terbaru dari Liverpool John Moores University mengungkap bahwa kurang minum air bisa berdampak serius pada kesehatan jangka panjang. Bukan hanya membuat tubuh lemas, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga depresi.

Studi ini menemukan bahwa orang yang minum kurang dari 1,5 liter cairan per hari memiliki pelepasan hormon stres kortisol lebih tinggi dibanding mereka yang memenuhi kebutuhan cairan harian. 

Kortisol sendiri adalah hormon utama yang dilepaskan tubuh saat menghadapi tekanan. Jika kadarnya berlebihan, maka efeknya bisa berbahaya bagi kesehatan.

Profesor Neil Walsh, pakar fisiologi dari LJMU, menjelaskan, “Kortisol adalah hormon stres utama. Reaktivitas kortisol yang berlebihan telah terbukti berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, diabetes, dan depresi. Jadi, membawa botol air saat menghadapi jadwal sibuk atau stres bisa menjadi kebiasaan kecil yang bermanfaat besar bagi kesehatan jangka panjang.”

Dalam penelitian tersebut, para peneliti membandingkan dua kelompok orang sehat muda: kelompok pertama dengan asupan cairan rendah (kurang dari 1,5 liter per hari) dan kelompok kedua yang memenuhi rekomendasi harian sekitar 2 liter untuk wanita dan 2,5 liter untuk pria. Ketika keduanya diuji dengan simulasi stres berupa wawancara palsu dan soal hitungan waktu singkat, hasilnya mengejutkan. 

Kedua kelompok sama-sama merasa cemas, namun hanya kelompok dengan asupan cairan rendah yang menunjukkan peningkatan hormon kortisol yang signifikan.

Menurut Dr Daniel Kashi, anggota tim peneliti, kondisi ini jelas menunjukkan tanda dehidrasi. 

“Meskipun kelompok dengan cairan rendah tidak merasa lebih haus, urin mereka jauh lebih pekat. Itu tanda dehidrasi. Dan dehidrasi ini terbukti membuat tubuh merespons stres dengan lonjakan kortisol yang lebih besar,” ujarnya.

Masalahnya, ketika tubuh kekurangan cairan, otak akan memicu pelepasan hormon vasopresin untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun pelepasan hormon ini secara terus-menerus bisa membebani ginjal dan meningkatkan pelepasan kortisol. Akibatnya, risiko gangguan kesehatan jangka panjang semakin besar.

Dr Kashi menambahkan, “Tetap terhidrasi bisa membantu tubuh mengelola stres dengan lebih baik. Cara sederhana untuk mengecek hidrasi tubuh adalah dengan melihat warna urin. Jika warnanya kuning terang, itu tanda tubuh cukup terhidrasi.”

Jadi sahabat, jangan menunggu rasa haus baru minum air. Biasakan membawa botol minum ke mana pun, apalagi kalau sedang banyak pekerjaan, menghadapi deadline, atau merasa tertekan. Kebiasaan kecil ini bisa jadi penyelamat kesehatan jangka panjang Anda.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment