Lima Spesies Siput Darat Indonesia Berpotensi Sebagai Obat Herbal

08 Oktober 2024 17:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kelima spesies tersebut meliputi Lissachatina fulica, Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, Pomacea canaliculata, dan Filopaludina javanica.

Sahabat.com - Lima spesies siput darat di Indonesia memiliki potensi untuk digunakan sebagai obat herbal, demikian disampaikan Ayu Savitri Nurinsiyah, peneliti di Pusat Penelitian Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kelima spesies tersebut meliputi Lissachatina fulica, Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, Pomacea canaliculata, dan Filopaludina javanica. Menurut Nurinsiyah, spesies-spesies ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati luka fisik, asma, dan berbagai penyakit lainnya.

“Masyarakat di beberapa daerah di Indonesia masih memanfaatkan siput darat untuk pengobatan, meskipun praktik ini mulai berkurang,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu.

Penelitian ini juga menyoroti potensi besar siput darat sebagai bahan dasar untuk obat-obatan modern. Dari 126.316 spesies siput yang tervalidasi di dunia, lebih dari 5.000 di antaranya ditemukan di Indonesia. Lebih lanjut, terdapat 557 spesies siput yang hidup di air tawar, dengan 111 spesies bersifat endemik.

Di Indonesia, terdapat 1.294 spesies siput darat, di mana 595 di antaranya merupakan spesies endemik. Pulau Jawa khususnya dikenal dengan keanekaragaman siput daratnya, dengan 263 spesies, 104 di antaranya bersifat endemik.

Keanekaragaman ini terlihat tidak hanya dalam jumlah spesies, tetapi juga dalam karakteristik morfologi, habitat, dan perilaku ekologis. "Beberapa siput darat hidup di habitat kering dan berbatu, sementara yang lainnya lebih suka lingkungan lembab di dekat sungai atau air terjun," tambah Nurinsiyah.

Selain peran ekologisnya, siput darat juga memiliki aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk industri kuliner, obat-obatan, dan kosmetik. Di banyak negara, siput dianggap sebagai sumber protein yang berharga; escargot, misalnya, merupakan hidangan lezat yang sangat dihargai di Prancis.

Di samping itu, lendir siput diketahui memiliki khasiat obat, termasuk sifat antibakteri. Lendir tersebut dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit, seperti luka dan infeksi, serta membantu regenerasi jaringan kulit.

“BRIN berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dan upaya konservasi guna melestarikan keanekaragaman siput di Indonesia, serta memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan demi kepentingan masyarakat dan lingkungan,” tutup Nurinsiyah.
 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment