Marissa Haque Meninggal Diduga Karena Henti Jantung, Begini Perbedaan Antara Henti Jantung dan Sakit Jantung

03 Oktober 2024 11:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sakit jantung berkembang lebih lambat dan biasanya disertai gejala yang bisa diidentifikasi, sedangkan henti jantung terjadi secara tiba-tiba dan mematikan dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani.

Sahabat.com - Kabar duka mengenai kematian Marissa Haque, seorang artis dan politisi Indonesia yang dikabarkan meninggal akibat henti jantung, memunculkan banyak pertanyaan mengenai kondisi ini. 

Di masyarakat, henti jantung dan sakit jantung sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan. 

Berikut ini perbedaan antara henti jantung dan sakit jantung.

Apa itu Sakit Jantung?

Sakit jantung, atau lebih dikenal sebagai penyakit jantung koroner, merupakan kondisi medis yang terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. 

Penyempitan ini umumnya disebabkan oleh penumpukan plak (kolesterol dan zat lainnya) di dinding arteri. Ketika aliran darah terhambat, otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dapat menyebabkan serangan jantung (infark miokard).

Gejala umum dari penyakit jantung meliputi:

- Nyeri dada (angina), yang sering kali digambarkan sebagai tekanan atau rasa berat.
- Sesak napas.
- Kelelahan tanpa sebab yang jelas.
- Pusing atau lemah.

Penyakit jantung adalah kondisi yang berkembang secara bertahap dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, jika tidak diobati, serangan jantung dapat menjadi kondisi yang mematikan.

Apa itu Henti Jantung?

Berbeda dengan sakit jantung, henti jantung adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. 

Henti jantung disebabkan oleh gangguan listrik pada jantung yang mengakibatkan detak jantung yang tidak normal, yang dikenal sebagai aritmia. Saat aritmia terjadi, jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk otak dan organ-organ vital lainnya, yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dalam hitungan detik dan kematian dalam beberapa menit jika tidak segera mendapatkan pertolongan.

Henti jantung sering kali tidak disertai gejala yang jelas sebelumnya, meskipun pada beberapa kasus, bisa didahului oleh:

- Denyut jantung tidak teratur (palpitasi).
- Pusing atau pingsan.
- Sesak napas tiba-tiba.

Salah satu perbedaan utama adalah waktu perkembangan gejala. Jika serangan jantung berkembang lebih lambat dan ada waktu untuk mendapatkan bantuan medis, henti jantung terjadi secara mendadak dan memerlukan resusitasi jantung paru (RJP) segera untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

Hubungan Antara Sakit Jantung dan Henti Jantung

Meskipun henti jantung dan sakit jantung adalah dua kondisi yang berbeda, ada hubungan di antara keduanya. 

Sakit jantung dapat meningkatkan risiko terjadinya henti jantung. Orang yang memiliki penyakit jantung koroner lebih rentan terhadap gangguan irama jantung yang berbahaya, yang dapat menyebabkan henti jantung.

Namun, henti jantung juga bisa terjadi pada orang tanpa riwayat penyakit jantung. Misalnya, kondisi seperti kardiomiopati (kelemahan otot jantung), kelainan irama jantung bawaan, atau bahkan stres fisik yang ekstrem dapat memicu henti jantung mendadak.

Kematian Mendadak Akibat Henti Jantung

Dalam kasus Marissa Haque, meskipun detail lebih lanjut mengenai kondisi medisnya tidak diumumkan, laporan awal menyebutkan bahwa ia meninggal akibat henti jantung. 

Kematian mendadak akibat henti jantung adalah salah satu penyebab kematian yang umum dan sering terjadi tanpa peringatan. Kasus ini menyoroti pentingnya kesadaran akan gejala awal dan risiko penyakit jantung.

Penanganan henti jantung memerlukan tindakan darurat seperti RJP dan penggunaan defibrillator untuk mengembalikan ritme jantung yang normal. 

Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum terbiasa atau terlatih dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus henti jantung, yang membuat angka kematian akibat kondisi ini masih tinggi.

Perbedaan utama antara henti jantung dan sakit jantung terletak pada penyebab, gejala, dan kecepatan perkembangan kondisinya. 

Sakit jantung berkembang lebih lambat dan biasanya disertai gejala yang bisa diidentifikasi, sedangkan henti jantung terjadi secara tiba-tiba dan mematikan dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani. 

Kedua kondisi ini saling berkaitan, di mana penyakit jantung dapat meningkatkan risiko henti jantung. Kematian mendadak seperti yang terjadi pada Marissa Haque adalah pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi jantung dan perlunya pertolongan cepat pada kasus henti jantung.

Pengetahuan mengenai perbedaan ini tidak hanya penting bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung, tetapi juga bagi masyarakat umum untuk bisa memberikan pertolongan pertama jika situasi darurat seperti henti jantung terjadi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment