Cuma Puasa 2 Hari Seminggu, Diabetes Bisa Lebih Terkontrol dan Berat Badan Turun!

17 Juli 2025 12:51
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa cukup dengan puasa dua hari dalam seminggu—alias diet 5:2—bisa bikin kadar gula darah jauh lebih stabil, insulin lebih responsif, dan bonusnya: berat badan turun!

Sahabat.com - Kalau kamu sedang berjuang melawan diabetes tipe 2 dan obesitas, mungkin ada cara yang lebih simpel dari diet ribet yang sering bikin menyerah di tengah jalan. 

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa cukup dengan puasa dua hari dalam seminggu—alias diet 5:2—bisa bikin kadar gula darah jauh lebih stabil, insulin lebih responsif, dan bonusnya: berat badan turun!

Penelitian ini dibahas dalam pertemuan tahunan ENDO 2025 di San Francisco dan melibatkan tiga strategi diet populer yang lagi nge-tren: intermittent fasting (puasa selang-seling), time-restricted eating (makan dalam jendela waktu tertentu), dan continuous calorie restriction (diet rendah kalori setiap hari). 

Ternyata, yang paling unggul justru adalah diet intermittent fasting 5:2, alias makan seperti biasa lima hari dan "puasa ringan" dua hari dalam seminggu.

Menurut Dr. Haohao Zhang dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Zhengzhou di Tiongkok, ini adalah kali pertama tiga strategi diet itu dibandingkan secara langsung pada penderita diabetes tipe 2 dan obesitas. 

"Semua kelompok memang mengalami penurunan kadar gula darah jangka panjang dan efek sampingnya relatif sama," ujarnya. 

Tapi kelompok yang menjalani diet 5:2 menunjukkan hasil paling menonjol. Mereka punya kadar gula darah puasa yang lebih baik, sensitivitas insulin meningkat, kadar trigliserida turun, dan yang paling keren: lebih banyak yang sanggup bertahan sampai akhir program!

Studi ini berlangsung selama 16 minggu dengan 90 peserta yang dibagi acak ke tiga kelompok diet. Semuanya dipantau langsung oleh tim ahli gizi, jadi pola makannya benar-benar terkontrol. 

Dari jumlah itu, 63 orang menyelesaikan studi—rata-rata usia mereka 36 tahun, dengan riwayat diabetes sekitar 1,5 tahun dan indeks massa tubuh (BMI) di kisaran 31,7.

Menariknya, meskipun semua strategi menghasilkan penurunan gula darah dan berat badan, angka absolutnya paling besar terjadi pada kelompok 5:2. Bahkan indeks sensitivitas insulin mereka—yang dikenal dengan sebutan indeks Matsuda—juga paling meningkat. 

Nggak cuma itu, kadar trigliserida mereka juga ikut turun. Untuk urusan efek samping? Hanya sedikit yang mengalami hipoglikemia ringan, dan itu terjadi di semua kelompok.

Hal yang juga bikin diet 5:2 makin layak dicoba adalah tingkat kepatuhannya yang paling tinggi, yaitu 85%! Bandingkan dengan 84% pada diet rendah kalori dan 78% pada diet makan terbatas waktu. Artinya, lebih banyak orang yang merasa sanggup bertahan dengan pola puasa dua kali seminggu ketimbang harus diet tiap hari atau ngatur jam makan terus-terusan.

Dr. Zhang menegaskan bahwa temuan ini bisa jadi dasar ilmiah penting bagi dokter untuk memilih strategi diet yang tepat buat pasien diabetes tipe 2 dan obesitas. 

Jadi, kalau kamu termasuk yang merasa kesulitan mengikuti diet harian yang ketat, mungkin puasa dua hari dalam seminggu bisa jadi opsi yang lebih realistis dan tetap ampuh.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment