Sahabat.com - Selama ini banyak orang percaya bahwa terlalu banyak mengonsumsi protein hewani bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga kanker.
Namun, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism justru menemukan hal sebaliknya.
Studi besar yang menganalisis ribuan orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa asupan protein hewani tidak meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, kanker, atau penyebab lainnya.
Bahkan, konsumsi protein hewani justru memiliki efek perlindungan kecil terhadap risiko kematian akibat kanker.
Dalam penelitian yang menggunakan data NHANES III dari tahun 1988 hingga 1994, para peneliti menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara konsumsi protein nabati maupun hewani terhadap risiko kematian secara keseluruhan.
Yang menarik, mereka menemukan adanya hubungan sebaliknya antara konsumsi protein hewani dan kematian akibat kanker, di mana mereka yang mengonsumsi protein hewani secara rutin justru memiliki risiko kanker yang sedikit lebih rendah.
Profesor nutrisi Alice Lichtenstein, DSc, PhD, dari Tufts University, yang tidak terlibat langsung dalam studi ini, menegaskan bahwa yang terpenting adalah kualitas pola makan secara keseluruhan.
“Makanan sehat biasanya punya banyak kesamaan, seperti biji-bijian utuh, buah, sayur, protein nabati maupun hewani, ikan, hingga produk susu rendah lemak. Yang perlu diperhatikan adalah keseimbangannya, bukan hanya satu jenis protein saja,” jelasnya.
Temuan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang sempat menyebutkan bahwa konsumsi tinggi protein, terutama hewani, dapat meningkatkan kadar IGF-1 yang dikaitkan dengan risiko kanker.
Namun, studi terbaru ini justru tidak menemukan adanya hubungan antara IGF-1 dan risiko kematian. Dengan kata lain, konsumsi protein, baik dari hewan maupun tumbuhan, tidak terbukti berbahaya bagi umur panjang.
Peneliti memang menekankan bahwa pola hidup secara keseluruhan tetap memegang peran utama. Faktor usia, kebiasaan merokok, dan gaya hidup sedentari terbukti lebih berpengaruh pada risiko kematian dibandingkan sumber protein itu sendiri.
Kesimpulannya, tidak ada alasan untuk sepenuhnya takut terhadap protein hewani. Dengan porsi seimbang dan gaya hidup sehat, protein dari daging, ikan, atau susu bisa tetap menjadi bagian dari pola makan yang mendukung umur panjang.
Namun, para peneliti juga menekankan perlunya studi lanjutan dengan metode lebih rinci agar hasilnya semakin kuat. Jadi, kuncinya bukan memilih antara protein hewani atau nabati, tetapi bagaimana kita mengombinasikan keduanya dalam pola makan sehari-hari.
0 Komentar
Jarang Diminum! Jus Buah Ternyata Bisa Bikin Pola Makan Lebih Sehat, Kata Studi Baru
Rahasia Diet Vegetarian yang Bisa Turunkan Risiko Banyak Jenis Kanker
Rahasia di Balik Secangkir Kopi: Aman untuk Diminum, tapi Masih Ada Zat Tersembunyi
Trik Sederhana Bikin Makan Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan
Ternyata Bukan Telur yang Bikin Kolesterol Naik, Tapi Ini Pelakunya
Leave a comment