Mengenal Penyakit Addison yang Merenggut Nyawa Influencer TikTok Taylor Rousseau Grigg

11 Oktober 2024 11:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenal, adalah kondisi langka yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup hormon steroid, terutama kortisol dan aldosteron.

Sahabat.com - Taylor Rousseau Grigg, seorang influencer TikTok berusia 25 tahun, telah meninggal dunia akibat komplikasi terkait penyakit Addison, sebagaimana dikonfirmasi oleh perwakilan keluarganya. Pengumuman ini dibuat pada 10 Oktober, yang menjelaskan bahwa kematian Grigg juga terkait dengan komplikasi asma.

Penyakit Addison, yang juga dikenal sebagai insufisiensi adrenal, adalah gangguan endokrin serius yang ditandai dengan produksi hormon yang tidak mencukupi, seperti kortisol dan aldosteron, oleh kelenjar adrenal. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini dapat mengancam jiwa dan mempengaruhi individu dari berbagai usia. Perawatan biasanya melibatkan terapi penggantian hormon untuk mengelola kekurangan tersebut.

Gejala penyakit Addison dapat berkembang secara bertahap, sering kali selama beberapa bulan, dan dapat mencakup kulit yang menggelap, kelelahan parah, dehidrasi, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, mual, muntah, nyeri perut, pusing, keinginan untuk garam, serta nyeri otot atau sendi. Individu yang mengalami gejala ini disarankan untuk segera mencari perhatian medis.

Cameron Grigg, suami Taylor, mengumumkan kepergian mendadak istrinya di media sosial, mengungkapkan kesedihan yang mendalam dan menyoroti kekuatannya meskipun menghadapi tantangan kesehatan yang berkepanjangan. Dalam sebuah postingan emosional di Instagram, ia menyatakan, “Tahun lalu, Taylor telah menghadapi lebih banyak rasa sakit dan penderitaan daripada kebanyakan orang dalam seumur hidup... Dia adalah wanita paling berani dan kuat yang saya kenal.”

Cameron berbagi bahwa sejak pernikahan mereka pada Agustus 2023, Taylor mengalami masalah kesehatan yang signifikan yang berdampak pada stabilitas keuangan mereka, karena ia sering dirawat di rumah sakit. Untuk membantu biaya medis, kampanye GoFundMe telah dibentuk, dan Cameron menekankan bahwa meskipun sumbangan sangat dihargai, doa untuk keluarga mereka sangat dibutuhkan.

Saat komunitas berduka atas kehilangan sosok yang cerah di media sosial, tragedi ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran dan pemahaman tentang penyakit Addison dan potensi komplikasinya.

Mengenal Penyakit Addison

Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenal, adalah kondisi langka yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup hormon steroid, terutama kortisol dan aldosteron. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal dan berfungsi dalam regulasi berbagai fungsi tubuh, termasuk respons terhadap stres, metabolisme, dan keseimbangan elektrolit.

Gejala

Gejala penyakit Addison biasanya berkembang secara bertahap dan dapat mencakup:

- Kelelahan ekstrem
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Mual dan muntah
- Tekanan darah rendah
- Kulit yang menggelap (hiperpigmentasi)
- Keinginan untuk makanan asin
- Nyeri otot atau sendi

Penyebab

Penyakit Addison dapat disebabkan oleh:

- Penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal.
- Infeksi (seperti tuberkulosis) yang merusak kelenjar adrenal.
- Tumor atau pengangkatan kelenjar adrenal.

Diagnosis

Diagnosis biasanya dilakukan melalui:

- Pemeriksaan fisik dan riwayat medis.
- Tes darah untuk memeriksa kadar hormon adrenal.
- Tes stimulasi ACTH untuk menilai respons kelenjar adrenal.

Pengobatan

Pengobatan utama untuk penyakit Addison melibatkan terapi penggantian hormon, yang bertujuan untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi cukup oleh tubuh. Pasien biasanya membutuhkan:

- Kortisol (seperti hidrokortison) untuk menggantikan hormon steroid.
- Aldosteron (jika diperlukan) untuk membantu mengontrol keseimbangan garam dan air.

Prognosis

Dengan pengobatan yang tepat, individu dengan penyakit Addison dapat menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Namun, kondisi ini memerlukan pemantauan dan penyesuaian dosis hormon secara teratur, terutama selama periode stres fisik atau emosional.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment