Metode Baru Deteksi Penyakit Parkinson Berdasarkan Respons Otak Emosional

17 Desember 2024 13:57
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan ini membuka kemungkinan baru dalam penggunaan neuroteknologi, kecerdasan buatan, dan komputasi afektif untuk memberikan penilaian neurologis yang lebih objektif dan akurat.

Sahabat.com - Tim peneliti dari University of Canberra dan Kuwait College of Science and Technology telah mengembangkan metode inovatif untuk mendeteksi penyakit Parkinson dengan tingkat akurasi hampir sempurna. 

Metode ini hanya membutuhkan analisis respons otak terhadap rangsangan emosional, seperti menonton klip video atau gambar, untuk mengidentifikasi penyakit Parkinson.

Penelitian ini, yang dipublikasikan pada 17 Oktober dalam Intelligent Computing, Jurnal Mitra Sains, menawarkan pendekatan objektif untuk mendiagnosis gangguan gerakan yang melemahkan, menggantikan ketergantungan pada keahlian klinis dan penilaian diri pasien. 

Temuan ini diharapkan dapat meningkatkan pilihan pengobatan serta kesejahteraan pasien Parkinson.

Dalam studi berjudul "Exploring Electroencephalography-Based Affective Analysis and Detection of Parkinson's Disease", peneliti fokus pada perbedaan reaksi emosional antara pasien Parkinson dan individu sehat. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka dapat membedakan kedua kelompok ini dengan skor F1 mencapai 0,97 atau lebih tinggi, hanya berdasarkan pemindaian otak terhadap respons emosional. Skor F1, yang mengukur presisi dan recall, menunjukkan akurasi mendekati 100% dalam deteksi Parkinson.

Pasien Parkinson diketahui mengalami gangguan dalam mengenali emosi, dan penelitian ini mengungkapkan pola persepsi emosi yang khas. Pasien Parkinson lebih peka terhadap intensitas emosi daripada aspek positif atau negatifnya. 

Mereka juga mengalami kesulitan dalam mengenali rasa takut, jijik, dan terkejut, atau bahkan seringkali membingungkan emosi, seperti salah mengira kesedihan sebagai kebahagiaan.

Peneliti merekam aktivitas otak melalui elektroensefalografi (EEG) pada 20 pasien Parkinson dan 20 kontrol sehat, yang menonton klip video dan gambar untuk memicu respons emosional. 

Data EEG ini kemudian diproses dan dianalisis menggunakan pembelajaran mesin, termasuk jaringan saraf konvolusional, untuk mendeteksi pola-pola dalam cara pasien Parkinson memproses emosi dibandingkan dengan individu sehat.

Fitur utama dalam analisis EEG meliputi vektor daya spektral dan pola spasial umum. Vektor daya spektral menangkap distribusi daya dalam pita frekuensi yang berkorelasi dengan kondisi emosional, sementara pola spasial umum meningkatkan diskriminasi antara kelompok pasien dan kontrol sehat.

Dengan berlanjutnya penelitian ini, pemantauan otak emosional menggunakan EEG berpotensi menjadi alat diagnostik yang luas untuk penyakit Parkinson. 

Temuan ini membuka kemungkinan baru dalam penggunaan neuroteknologi, kecerdasan buatan, dan komputasi afektif untuk memberikan penilaian neurologis yang lebih objektif dan akurat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment