Sahabat.com - Minum air perlahan bisa lebih baik untuk kesehatan daripada meneguknya sekaligus. Seorang ahli berbagi manfaatnya dan menjelaskan bagaimana meneguk air bisa membawa risiko tertentu.
Air adalah bagian penting dari kehidupan, yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan. Meskipun kita bisa bertahan beberapa hari tanpa air, dehidrasi bisa dengan cepat terjadi dan mempengaruhi fungsi tubuh serta tingkat energi.
Tidak hanya tentang minum cukup air setiap hari, cara kita meminumnya juga penting. Minum perlahan dibandingkan meneguknya sekaligus telah menjadi topik diskusi, dengan para ahli lebih mendukung yang pertama untuk beberapa alasan.
Dr. Preeti Nagar, seorang ahli gizi di NIIMS Medical College dan Rumah Sakit (Noida International Institute of Medical Sciences), menjelaskan bahwa minum air perlahan membantu tubuh menjaga keseimbangan hidrasi yang tepat.
Minum perlahan memungkinkan air diserap dengan lebih efisien, membantu pencernaan, dan mencegah dehidrasi. Asupan yang lebih lambat memberikan waktu bagi tubuh untuk memproses dan memanfaatkan air dengan efektif, mengurangi risiko perut kembung dan gangguan pencernaan.
Minum Air Perlahan vs Meneguk Air Sekaligus
Meskipun keduanya membantu dalam memaksimalkan hidrasi, minum air perlahan berarti meminumnya dalam jumlah kecil, atau mengambil tegukan kecil setiap kali, berbeda dengan meneguk air sekaligus yang dilakukan dengan cepat dalam jumlah besar.
Menurut Dr. Nagar, minum air perlahan memungkinkan pencernaan dan penyerapan yang lebih baik, menjaga tingkat hidrasi yang seimbang.
“Meneguk air dapat membuat sistem pencernaan kewalahan, menyebabkan penyerapan yang tidak efisien, perut kembung, dan ketidaknyamanan,” ujarnya, menambahkan bahwa minum perlahan mendukung pencernaan yang lancar, sementara meneguk dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Apakah Minum Air Perlahan Lebih Baik untuk Kesehatan Dibandingkan Meneguknya Sekaligus?
Anda mungkin sudah paham bahwa minum perlahan adalah cara yang lebih baik daripada meneguk air sekaligus. Namun, jika Anda masih bertanya-tanya mengapa, berikut beberapa alasannya:
- Mengurangi asupan udara: Ketika Anda minum air perlahan, Anda akan menelan lebih sedikit udara. Ini mengurangi kemungkinan perut kembung, ketidaknyamanan, atau gas berlebihan yang disebabkan oleh menelan udara bersama air.
- Meningkatkan pencernaan: Minum perlahan memungkinkan air diserap secara bertahap, yang membantu menjaga keseimbangan asam lambung. Ini mendukung pencernaan yang efisien, mencegah gangguan pencernaan, dan mempromosikan pemecahan makanan yang lebih lancar.
- Mencegah refluks asam dan perut kembung: Meneguk air dapat menyebabkan perut berkembang terlalu cepat, meningkatkan tekanan yang dapat memicu refluks asam atau perut kembung. Minum perlahan membantu menghindari hal ini dengan memberi waktu bagi perut untuk menyesuaikan diri, mengurangi ketidaknyamanan.
Sebaliknya, meneguk air dapat meningkatkan risiko:
- Refluks asam: Meneguk air menyebabkan perut berkembang dengan cepat, meningkatkan tekanan. Hal ini dapat mendorong isi perut kembali ke kerongkongan, memicu refluks asam dan sakit maag.
- Perut kembung: Ketika Anda meneguk air, sering kali Anda menelan udara bersama air. Udara ini menumpuk dalam sistem pencernaan, menyebabkan perut kembung, ketidaknyamanan, dan rasa kenyang.
Berapa Banyak Air yang Harus Anda Minum Setiap Hari?
Untuk tetap terhidrasi, cobalah minum 2-3 liter air setiap hari, dengan mempertimbangkan tingkat aktivitas, iklim, dan kebutuhan individu, kata Dr. Nagar.
“Alih-alih meneguk, minumlah perlahan sepanjang hari. Pikirkan hidrasi seperti menyiram tanaman, jumlah kecil secara teratur mendukung pertumbuhan yang optimal. Cobalah minum segelas air setiap jam atau bawa botol air,” saran ahli gizi tersebut, menambahkan bahwa Anda juga bisa meningkatkan hidrasi dengan mengonsumsi makanan kaya air seperti buah-buahan dan sayuran.
0 Komentar
Minum Air Perlahan, Jangan Meneguknya Begitu Saja: Berikut Manfaatnya untuk Kesehatan Anda
Sindrom Tourette Sering Terlewatkan pada Perempuan
Siapa yang Tidur Lebih Lama, Pria atau Wanita? Ini Penjelasannya
Berat Badan Bukan Prediktor Utama Kematian Dini
Leave a comment