Ngeri! Ternyata Risiko Kematian Mendadak pada Anak Paling Tinggi Saat Usia Remaja

09 Mei 2025 17:39
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Yang bikin makin was-was, sekitar 1 dari 5 kasus terjadi saat atau sesaat setelah anak berolahraga. Dan lebih parahnya lagi, hanya 11% dari anak-anak ini yang sebelumnya menunjukkan gejala masalah jantung.

Sahabat.com - Siapa sangka, kematian mendadak akibat gangguan jantung pada anak-anak ternyata paling sering terjadi saat mereka memasuki masa remaja. 

Fakta ini terungkap dari hasil penelitian besar yang dilakukan oleh pusat rujukan patologi jantung nasional di Inggris, tepatnya di City St George's, University of London. 

Penelitian ini dianalisis dari 624 kasus kematian jantung mendadak pada anak usia 1 hingga 17 tahun selama hampir 30 tahun terakhir, dari 1994 sampai 2023. Gila ya, hampir tiga dekade data dikumpulkan!
Menariknya, ada dua puncak waktu kematian mendadak pada anak: saat masih bayi dan kembali melonjak di usia 13 hingga 17 tahun. Dan yang lebih mengejutkan lagi, anak laki-laki dua kali lebih rentan mengalaminya dibanding anak perempuan. 

Dokter Joe Westaby, penulis utama penelitian ini sekaligus Dosen Klinik Histopatologi di kampus tersebut, bilang, “Kami menemukan bahwa kematian jantung mendadak pada anak sangat jarang terjadi antara usia dua hingga delapan tahun, tapi meningkat drastis ketika mereka memasuki masa remaja. Ini menunjukkan bahwa perubahan hormon saat pubertas bisa saja memicu risiko, terutama pada kondisi jantung tertentu.”

Mayoritas kasus (sekitar 63%) disebabkan oleh kondisi yang disebut sudden arrhythmic death syndrome (SADS), yaitu ketika seseorang mengalami serangan jantung mendadak tanpa penyebab yang jelas. Sekitar 15% disebabkan oleh penyakit otot jantung yang disebut kardiomiopati. 

Sisanya? Bisa karena peradangan pada jantung, kelainan bawaan sejak lahir, sampai pembuluh darah jantung yang tidak normal.
Yang bikin makin was-was, sekitar 1 dari 5 kasus terjadi saat atau sesaat setelah anak berolahraga. Dan lebih parahnya lagi, hanya 11% dari anak-anak ini yang sebelumnya menunjukkan gejala masalah jantung. Jadi banyak banget yang nggak terdeteksi sama sekali, seolah baik-baik saja, padahal...

“Sebagian besar dari kematian mendadak ini berkaitan dengan kondisi jantung turunan yang bisa terjadi dalam satu keluarga,” kata Dr. Westaby. 

Makanya, menurutnya penting banget untuk melakukan pemeriksaan jantung jika ada anggota keluarga yang mengalami kondisi ini. 

Ia menyarankan agar anak-anak dari keluarga berisiko mulai diperiksa sebelum usia 13 tahun, karena di usia inilah risiko mulai meningkat tajam. Dengan deteksi dini, bukan nggak mungkin nyawa bisa diselamatkan—bukan cuma si anak, tapi juga anggota keluarga lain yang mungkin memiliki kondisi serupa tanpa sadar.

Serem, kan? Tapi justru karena ini kita jadi tahu betapa pentingnya skrining jantung sejak dini, apalagi kalau ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment