Obesitas Menurunkan Harapan Hidup Anak Penderita Kanker

15 Januari 2025 11:10
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Anak-anak yang mengalami obesitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, pola makan yang berlebihan, kurang tidur, minim aktivitas fisik, serta kondisi medis tertentu.

Sahabat.com - Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal Cancer mengingatkan bahwa anak-anak yang didiagnosis obesitas saat terkena kanker cenderung memiliki peluang kelangsungan hidup yang lebih rendah. Mengingat semakin tingginya angka obesitas di kalangan anak-anak, isu ini menjadi semakin relevan untuk dibahas.

Obesitas pada anak-anak adalah masalah yang semakin mendesak. World Obesity Atlas 2022 yang dirilis oleh Unicef memperkirakan pada tahun 2030, lebih dari 27 juta anak-anak di India akan mengalami obesitas, yang berarti sekitar satu dari sepuluh anak di seluruh dunia. 

Di samping kekhawatiran ini, Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan bahwa kelebihan lemak tubuh berisiko meningkatkan penyakit tidak menular, termasuk 13 jenis kanker, diabetes tipe 2, masalah jantung, dan gangguan paru-paru, yang dapat menyebabkan kematian dini.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer mengungkapkan bahwa anak-anak dengan obesitas saat didiagnosis kanker memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah. Sebanyak 11.291 anak-anak di Kanada yang baru didiagnosis kanker antara 2001 hingga 2020 menjadi subjek penelitian ini.

Dari 11.291 anak tersebut, 10,5% di antaranya teridentifikasi obesitas. Para peneliti menganalisis tingkat kelangsungan hidup keseluruhan serta kelangsungan hidup bebas kekambuhan kanker dalam jangka lima tahun. Anak-anak yang mengalami obesitas saat diagnosis kanker memiliki tingkat kelangsungan hidup keseluruhan yang lebih rendah (83,0% dibandingkan 85,9%) serta tingkat kelangsungan hidup bebas kekambuhan kanker dalam lima tahun yang lebih rendah (77,5% dibandingkan 79,6%) dibandingkan mereka yang tidak obesitas. 

Obesitas memiliki dampak signifikan terhadap prognosis, terutama pada anak-anak dengan kanker otak dan leukemia limfoblastik akut. Penelitian ini juga menemukan bahwa obesitas saat diagnosis kanker meningkatkan risiko kambuh sebesar 16% dan meningkatkan kemungkinan kematian hingga 29%.

Hubungan Antara Obesitas dan Kanker

Menurut National Cancer Institute, sekitar 4-8% dari kasus kanker disebabkan oleh obesitas. Meskipun mekanisme pasti belum sepenuhnya dipahami, para ahli menekankan pentingnya perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga, dan terapi perilaku sebagai upaya utama pencegahan. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh, seperti peningkatan kadar hormon seks, insulin, dan faktor pertumbuhan mirip insulin, serta peradangan kronis, yang semuanya dapat memicu kanker. Semakin lama seseorang mengalami kelebihan berat badan, semakin besar pula risikonya untuk terkena kanker.

Cara Memastikan Apakah Anak Anda Memiliki Berat Badan Sehat

Jika anak Anda mempertahankan BMI yang sesuai dengan usianya, berarti mereka berada dalam kondisi yang sehat. Anak dianggap kelebihan berat badan jika skor BMI mereka berada di antara persentil ke-85 dan ke-95 untuk usia mereka. Jika BMI anak berada pada persentil ke-95 atau lebih, mereka dikategorikan obesitas.

Anak-anak yang mengalami obesitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, pola makan yang berlebihan, kurang tidur, minim aktivitas fisik, serta kondisi medis tertentu. Kondisi kehamilan ibu, seperti peningkatan berat badan yang berlebihan selama kehamilan, juga dapat berpengaruh terhadap berat badan anak.

Cara Orang Tua Membantu Anak Mempertahankan Berat Badan Sehat

Orang tua dapat bekerja sama dengan anak untuk menjaga kebiasaan hidup sehat agar mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mengonsumsi makanan bergizi dan minuman sehat
2. Aktif bergerak setiap hari
3. Membatasi waktu menonton layar untuk memastikan anak cukup tidur

Jika Anda merasa kesulitan atau bingung tentang perubahan yang perlu dilakukan, konsultasikan dengan tenaga medis untuk saran yang tepat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment