Pasien Parkinson Akan Menerima Transplantasi Bakteri Usus dalam Uji Klinis Pertama di Jepang

22 Oktober 2024 14:11
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Diperkirakan terdapat sekitar 290.000 orang dengan Parkinson di Jepang, banyak di antaranya didiagnosis saat berusia antara 50 hingga 65 tahun. Para peneliti medis percaya bahwa penyakit ini disebabkan oleh akumulasi protein abnormal di sel saraf, namun mekanisme pasti dari proses ini masih belum diketahui.

Sahabat.com - Pasien Parkinson di Jepang akan menjalani transplantasi bakteri usus dari orang sehat ke dalam usus besar mereka, sebagai bagian dari uji klinis yang dipimpin oleh Profesor Nobutaka Hattori dari Universitas Juntendo. Proses transplantasi ini direncanakan akan dimulai pada akhir tahun ini.

Saat ini, pasien Parkinson dapat mengonsumsi obat yang diubah menjadi dopamin di otak, namun efektivitasnya bervariasi antar pasien dan cenderung menurun seiring waktu. Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pengobatan juga dipengaruhi oleh mikrobioma usus seseorang.

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang disebabkan oleh penurunan sel saraf penghasil dopamin, neurotransmitter yang berfungsi mengirimkan sinyal di otak. Gejala penyakit ini meliputi tremor dan gangguan keseimbangan. 

Tim penelitian ini telah memperhatikan bahwa pasien Parkinson cenderung memiliki flora usus yang kurang beragam dibandingkan orang sehat. Mereka telah memulai studi klinis pada bulan September dan saat ini sedang memilih 30 pasien berusia antara 40 hingga 75 tahun yang mengalami penurunan gejala penyakit.

Menurut rencana penelitian, pasien akan menjalani pengobatan dengan obat antibakteri untuk mereset mikrobioma usus mereka. Setelah itu, larutan bakteri usus yang diekstraksi dari kotoran orang sehat akan ditransplantasikan menggunakan kolonoskop.

Pasien akan tetap mengonsumsi obat pengobatan mereka, dan efek transplantasi terhadap mobilitas mereka akan dievaluasi sekitar delapan minggu kemudian.

Diperkirakan terdapat sekitar 290.000 orang dengan Parkinson di Jepang, banyak di antaranya didiagnosis saat berusia antara 50 hingga 65 tahun. Para peneliti medis percaya bahwa penyakit ini disebabkan oleh akumulasi protein abnormal di sel saraf, namun mekanisme pasti dari proses ini masih belum diketahui.

Profesor Ryosuke Takahashi dari Universitas Kyoto, seorang ahli neurologi, menyatakan, “Ada kemungkinan nyata bahwa perubahan pada mikrobioma usus dapat membantu pengobatan Parkinson. Saya juga berharap ini dapat membantu mengungkap mekanisme di balik penyakit ini.”

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment