Sahabat.com - Panas ekstrem ternyata tidak hanya membuat tubuh kita merasa lelah dan lesu setelah beraktivitas sepanjang hari, tetapi juga dapat mempercepat proses penuaan.
Penelitian terbaru dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa paparan panas dalam jangka waktu lama dapat mengubah cara gen dalam tubuh kita berfungsi, yang akhirnya mempercepat penuaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak hari dengan suhu panas yang ekstrem, semakin cepat pula penuaan pada tubuh. Pada orang yang lebih tua, paparan panas ekstrem dapat mempercepat proses penuaan lebih dari dua tahun.
Hal ini menjadi perhatian besar mengingat perubahan iklim yang menyebabkan suhu bumi semakin panas, yang artinya tubuh kita akan semakin sering terpapar panas ekstrem.
Panas Ekstrem dan Pengaruhnya pada Penuaan
Penuaan adalah proses alami yang terjadi pada setiap manusia. Namun, laju penuaan dapat berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, tergantung berbagai faktor, termasuk stres yang dialami tubuh. Misalnya, kurang tidur dalam waktu lama dapat mempercepat penuaan.
Panas ekstrem bukan hanya berdampak langsung pada kesehatan tubuh, seperti menyebabkan penyakit atau bahkan kematian, tetapi juga mempengaruhi proses penuaan secara biologis.
Ketika tubuh terpapar panas dalam waktu lama, tubuh akan berusaha beradaptasi, namun proses ini mengurangi efisiensi tubuh dalam menjalankan fungsi-fungsi penting, yang pada akhirnya mempercepat penuaan. Perubahan biologis ini akan memengaruhi perkembangan penyakit dan disabilitas di masa depan.
Secara genetik, perubahan ini terkait dengan epigenetika—proses perubahan ekspresi gen dalam tubuh kita tanpa mengubah urutan DNA itu sendiri. Salah satu cara tubuh mengatur ekspresi gen adalah melalui proses metilasi DNA, yang bisa memblokir atau mengaktifkan gen tertentu.
Paparan panas dapat mengubah pola metilasi ini, yang berpengaruh pada laju penuaan tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Southern California melibatkan hampir 3.700 orang dengan rata-rata usia 68 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana paparan panas ekstrem dalam jangka pendek, menengah, dan panjang mempengaruhi tubuh manusia secara biologis.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengambil sampel darah dan mengukur perubahan epigenetik pada ribuan situs genom, yang digunakan untuk menghitung tiga jenis jam biologis yang mengukur usia biologis, yaitu PcPhenoAge, PCGrimAge, dan DunedinPACE.
Mereka juga mengukur paparan panas yang diterima oleh masing-masing peserta di daerah tempat tinggal mereka selama periode 2010–2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan panas dalam jangka panjang dapat meningkatkan usia biologis seseorang.
Secara rinci, paparan panas ekstrem dalam enam tahun penelitian tersebut menyebabkan peningkatan usia biologis hingga 2,48 tahun menurut PCPhenoAge, 1,09 tahun menurut PCGrimAge, dan 0,05 tahun menurut DunedinPACE. Dengan kata lain, tubuh peserta penelitian bisa lebih cepat menua hingga 2,48 tahun lebih cepat dibandingkan dengan penuaan normal.
Meskipun hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara panas ekstrem dan penuaan, penelitian ini juga menunjukkan perbedaan dalam pengukuran usia biologis, yang belum sepenuhnya dipahami.
Peneliti menduga bahwa salah satu jenis jam biologis, PCPhenoAge, mungkin lebih sensitif terhadap stres panas dalam jangka pendek maupun panjang, sementara dua jenis jam lainnya lebih sensitif terhadap paparan panas jangka panjang.
Walaupun penelitian ini memberikan wawasan baru, belum banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang bagaimana panas ekstrem mempengaruhi epigenetik manusia.
Sebuah tinjauan sistematik pada tahun 2020 hanya menemukan tujuh studi yang sebagian besar berfokus pada efek dingin, bukan panas.
Seiring dengan meningkatnya suhu global, tubuh manusia akan semakin sering terpapar panas ekstrem, yang dapat menyebabkan perubahan dalam epigenetik kita.
Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana tubuh kita merespons paparan panas tersebut dan bagaimana kita bisa beradaptasi di masa depan.
0 Komentar
Makan Sehat Tapi Berat Badan Gak Turun? Kata Harvard, Itu Tetap Bikin Tubuh Lebih Sehat!
Cuma Disuntik 2 Kali Setahun, Tekanan Darah Bisa Lebih Stabil? Ini Penemuan yang Bikin Heboh!
Cuma Butuh 7 Hari! Cara Simpel Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia, Tidur Nyenyak, dan Bebas Stres
Rahasia Buah dan Sayur Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes & Serangan Jantung Secara Alami!
Makan Buah dan Sayur Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Serangan Jantung? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Vaksin Ini Bisa Cegah Jutaan Orang Terinfeksi Chikungunya, Kok Belum Dipakai Massal?
Hati-Hati! Obat Tulang Populer Ini Bisa Bikin Rahang Rusak Parah
Leave a comment