Penelitian Mengejutkan: Makan Daging Justru Bisa Bantu Lindungi dari Risiko Kanker

25 Agustus 2025 12:21
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para peneliti membandingkan pola konsumsi protein hewani dan nabati dengan risiko kematian akibat kanker, penyakit jantung, maupun penyebab lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani tidak meningkatkan risiko kematian, dan justru berkaitan dengan penurunan kecil tapi bermakna dalam kematian akibat kanker.

Sahabat.com - Selama bertahun-tahun, daging sering dianggap buruk bagi kesehatan karena disebut dapat meningkatkan risiko penyakit kronis. 

Namun sebuah penelitian besar justru menemukan hal yang berbeda. Mengonsumsi protein hewani ternyata tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kematian, bahkan bisa memberi perlindungan kecil terhadap kematian akibat kanker.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism ini menganalisis data dari hampir 16.000 orang dewasa berusia 19 tahun ke atas yang ikut serta dalam National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III). 

Para peneliti membandingkan pola konsumsi protein hewani dan nabati dengan risiko kematian akibat kanker, penyakit jantung, maupun penyebab lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani tidak meningkatkan risiko kematian, dan justru berkaitan dengan penurunan kecil tapi bermakna dalam kematian akibat kanker.

“Ada banyak kebingungan soal protein—berapa banyak yang harus dikonsumsi, jenis apa yang baik, dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang. Studi ini memberikan kejelasan penting bagi siapa pun yang ingin membuat keputusan makan berdasarkan bukti,” jelas Stuart Phillips, Profesor dan Ketua Departemen Kinesiologi di McMaster University yang mengawasi penelitian ini.

Untuk memastikan hasil yang akurat, para peneliti menggunakan metode statistik canggih, termasuk teknik dari National Cancer Institute (NCI) dan model Markov Chain Monte Carlo, sehingga bisa memperkirakan pola makan jangka panjang dengan lebih tepat. 

“Sangat penting bagi kami untuk menggunakan metode standar emas dalam menganalisis asupan protein harian agar gambaran yang didapat benar-benar mencerminkan kebiasaan makan jangka panjang,” tambah Phillips.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh peneliti utama Yanni Papanikolaou, MPH, presiden Nutritional Strategies, yang menyatakan, “Jika kita mempertimbangkan data observasional ini bersama dengan bukti dari uji klinis, jelas bahwa baik protein hewani maupun nabati mendukung kesehatan dan umur panjang.”

Meski sifat penelitian observasional ini tidak bisa membuktikan sebab-akibat langsung, temuan ini membuka pandangan baru bahwa daging tidak selalu menjadi musuh dalam pola makan sehat. Jika dikombinasikan dengan gaya hidup seimbang, konsumsi protein hewani bisa menjadi bagian dari cara menjaga tubuh tetap sehat dalam jangka panjang.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment