Pil Kontrasepsi Pria Tanpa Hormon Masuk Uji Klinis Untuk Pertama Kalinya

08 April 2025 14:22
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Terakhir kali kontrasepsi pria disetujui untuk dijual adalah pada 1980-an ketika ilmuwan menemukan cara untuk melakukan vasektomi dengan sedikit invasi.

Sahabat.com - Pil kontrasepsi pria tanpa hormon sedang menjalani uji klinis untuk pertama kalinya. Obat yang disebut YCT-529 ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa dalam membatasi produksi sperma pada tikus dan primata non-manusia, dengan efek samping yang sangat minim.

Penelitian yang sedang berlangsung ini mendapat dana dari National Institutes of Health dan melibatkan ilmuwan dari Columbia University, University of Minnesota, serta perusahaan farmasi YourChoice Therapeutics.

Beberapa tahun lalu, Georg dan rekan-rekannya menyatakan bahwa mereka akan menjalankan uji klinis pada tahun 2022. Penelitian ini berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan, namun tetap bergerak ke arah yang positif.

Nadja Mannowetz, kepala ilmuwan dan pendiri YourChoice Therapeutics, mengatakan bahwa studi hewan mereka telah "menyediakan dasar untuk uji klinis pada manusia untuk YCT-529, yang sedang berkembang dengan efisien."

"Dengan tingkat kehamilan yang tidak disengaja hampir 50 persen di AS dan secara global, kita membutuhkan lebih banyak pilihan kontrasepsi, terutama untuk pria," tambahnya.

YCT-529 bukan satu-satunya kontrasepsi pria non-hormon yang sedang dieksplorasi. Sebuah studi tahun 2024 yang dipimpin oleh ilmuwan di Baylor College of Medicine menguji senyawa lain, yang disebut CDD-2807, yang menghentikan tikus jantan dari menghamili betina ketika disuntik. Senyawa ini belum menjalani uji klinis.

Terakhir kali kontrasepsi pria disetujui untuk dijual adalah pada 1980-an ketika ilmuwan menemukan cara untuk melakukan vasektomi dengan sedikit invasi.

Sebuah studi tahun 2023 yang melibatkan lebih dari 2.000 responden pria menemukan bahwa lebih dari tiga perempat bersedia menggunakan kontrasepsi baru.

"Wanita telah memikul beban pencegahan kehamilan terlalu lama," kata Mannowetz dalam siaran pers terbaru.

"Data terus menunjukkan bahwa pria ingin membantu, dan mereka bersedia mencoba pilihan kontrasepsi baru. Data juga menunjukkan wanita mempercayai mereka untuk melakukannya. Setelah hampir dua abad tanpa inovasi dalam kontrasepsi pria, saatnya untuk perubahan, dan kami senang bisa menjadi bagian darinya."

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment