Polusi Meningkatkan Risiko Katarak, Ini Penjelasan Dokter Mata

02 Januari 2025 17:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Urbanisasi dan gaya hidup juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko katarak. Emisi kendaraan dan polutan industri, yang meningkat di kota-kota, serta kebiasaan gaya hidup seperti terlalu lama di depan layar, memperburuk masalah ini.

Sahabat.com - Katarak, kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penglihatan kabur, biasanya terjadi seiring penuaan. Namun, polusi udara kini terbukti berperan dalam mempercepat perkembangan katarak, bahkan di kalangan populasi yang lebih muda. Dokter Mata Dr. Neeraj Sanduja menjelaskan bahwa polusi dapat mempengaruhi kesehatan mata dan memperburuk kondisi ini.

Katarak, yang paling sering terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, kini semakin banyak ditemukan pada orang yang lebih muda. Hal ini menarik perhatian terhadap faktor lingkungan, termasuk polusi, sebagai penyebab tambahan. Dr. Sanduja menjelaskan, meskipun faktor usia dan genetika penting, polusi semakin relevan sebagai faktor eksternal yang mempercepat proses pembentukan katarak.

Partikel halus, seperti PM2.5 dan PM10, dapat menyebabkan stres oksidatif, yang mempercepat penuaan jaringan mata. 

"Paparan kronis terhadap partikel ini dapat memperburuk kekeruhan lensa dan meningkatkan kemungkinan katarak," ujar Dr. Sanduja. 

Polusi juga meningkatkan paparan radiasi ultraviolet (UV), yang sudah dikenal sebagai faktor risiko katarak. Selain itu, bahan kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida, memperburuk stres oksidatif pada mata.

Urbanisasi dan gaya hidup juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko katarak. Emisi kendaraan dan polutan industri, yang meningkat di kota-kota, serta kebiasaan gaya hidup seperti terlalu lama di depan layar, memperburuk masalah ini. Dr. Sanduja mengingatkan, "Sinar UV dapat menembus jendela, dan polutan dapat masuk ke dalam rumah, yang memengaruhi kesehatan mata."

Untuk mencegah katarak akibat polusi, langkah-langkah perlindungan seperti mengenakan kacamata pelindung, menjaga kebersihan mata, dan rutin memeriksakan mata sangat disarankan. Selain itu, meningkatkan kualitas udara dalam ruangan menggunakan pembersih udara juga dapat mengurangi paparan racun.

Dr. Sanduja menekankan pentingnya kesadaran tentang hubungan antara polusi dan katarak. Pemerintah juga harus berperan aktif dalam mengurangi polusi dengan regulasi ketat, kampanye kesehatan, dan investasi dalam energi bersih. 

"Meningkatnya kejadian katarak dini menunjukkan perlunya kebijakan yang mengurangi polusi," ujarnya.

Mengatasi polusi bukan hanya penting untuk menjaga penglihatan, tetapi juga untuk kesejahteraan generasi mendatang. Dr. Sanduja mengajak kita semua untuk berkolaborasi dalam melindungi lingkungan dan kesehatan mata.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment