Sahabat.com - Stroke, kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kecacatan permanen.
Di seluruh dunia, stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan, dengan satu dari empat orang dewasa diperkirakan akan mengalaminya seumur hidup. Meskipun faktor-faktor seperti merokok, pola makan yang tidak sehat, gaya hidup kurang gerak, dan konsumsi alkohol dikenal sebagai faktor risiko umum, penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang baru melahirkan juga berisiko lebih tinggi terkena stroke.
Peningkatan Risiko Stroke pada Masa Pasca Persalinan
Menurut Dr. Dipali Patel, Konsultan Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Manipal, Pune, risiko stroke pada wanita meningkat selama masa kehamilan dan pascapersalinan. Proses kehamilan dan persalinan menyebabkan perubahan fisiologis yang signifikan pada tubuh wanita, yang dapat meningkatkan kerentanannya terhadap kondisi medis serius seperti stroke.
Selama kehamilan, wanita cenderung lebih rentan terhadap kondisi seperti preeklamsia dan diabetes gestasional, yang keduanya dapat meningkatkan risiko stroke. Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan bahwa kehamilan dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal, yang berisiko menimbulkan stroke.
Proses ini terkait dengan pembengkakan akibat kehamilan yang mengurangi aliran darah ke tungkai bawah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pembekuan darah. Meskipun ini penting untuk mencegah pendarahan berlebihan saat melahirkan, kondisi ini juga meningkatkan potensi terjadinya stroke.
Dr. Patel menjelaskan bahwa waktu paling rentan terhadap risiko stroke adalah dalam enam minggu pertama setelah melahirkan, periode yang disebut masa pascapersalinan. Pada periode ini, perubahan hormon yang drastis, kemungkinan dehidrasi, dan peningkatan kecenderungan pembekuan darah dapat memperburuk risiko stroke, terutama bagi wanita yang memiliki kondisi medis bawaan atau yang mengalami komplikasi selama kehamilan.
Temuan Penelitian Terkait Stroke Pasca Persalinan
Sebuah studi besar yang diterbitkan dalam Jurnal Stroke menganalisis data dari lebih dari 3 juta kelahiran di Amerika Serikat, mencakup data dari rumah sakit di New York, Florida, dan California. Penelitian ini mengungkapkan bahwa stroke hemoragik, jenis stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak, lebih sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan dan dalam 12 minggu pertama setelah melahirkan. Stroke jenis ini menyebabkan pendarahan dan kerusakan pada jaringan otak.
Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita yang mengalami stroke pascapersalinan lebih cenderung memiliki kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, gangguan pembekuan darah, trombositopenia (kekurangan trombosit), atau riwayat penyalahgunaan zat.
Penelitian lainnya yang diterbitkan dalam Jurnal Circulation menemukan bahwa insiden stroke pada ibu hamil di negara berpendapatan tinggi berkisar sekitar 30 kasus per 100.000 kehamilan, dengan sebagian besar kejadian terjadi pascapersalinan. Studi ini juga mencatat bahwa stroke pada ibu lebih umum terjadi pada wanita yang lebih muda, dengan 18% kasus stroke terjadi pada wanita berusia 12-35 tahun, dibandingkan hanya 1,4% pada wanita berusia 35-55 tahun.
Tanda-Tanda Peringatan Stroke yang Harus Diwaspadai Ibu Baru
Stroke dapat terjadi tanpa gejala yang jelas, namun ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Kelemahan atau mati rasa tiba-tiba pada satu sisi tubuh
- Kesulitan berbicara atau berbicara tidak jelas
- Gangguan penglihatan secara mendadak
- Pusing atau kehilangan keseimbangan
- Sakit kepala parah yang datang secara mendadak
- Wajah terkulai di satu sisi wajah
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Langkah-Langkah Pencegahan untuk Mengurangi Risiko Stroke
Menurut Dr. Patel, salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko stroke pascapersalinan adalah dengan mengendalikan tekanan darah. Pemantauan tekanan darah secara rutin, serta pengobatan sesuai resep dokter, sangat penting untuk mencegah hipertensi yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Selain itu, menjaga kesehatan tubuh secara umum juga penting, seperti mengonsumsi makanan sehat yang kaya buah, sayuran, dan protein tanpa lemak, serta memperbanyak asupan cairan dan mengurangi konsumsi garam. Pengelolaan stres, tidur yang cukup, dan perhatian terhadap kesehatan mental, seperti perawatan untuk depresi pascapersalinan, juga sangat disarankan.
Wanita yang baru melahirkan perlu mewaspadai peningkatan risiko stroke, terutama dalam masa pascapersalinan. Perubahan fisik dan hormon selama kehamilan dan setelah melahirkan dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat menyebabkan stroke. Dengan pemantauan kesehatan yang baik, menjaga pola hidup sehat, serta mengenali tanda-tanda peringatan stroke, ibu baru dapat meminimalkan risiko dan menjaga kesehatannya.
Penting bagi setiap ibu untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter guna memantau kesehatannya, khususnya setelah melahirkan.
0 Komentar
Penelitian Temukan Hubungan Antara Sindrom Iritasi Usus Besar dan Risiko Disfungsi Ereksi
Mikroplastik Menyebar di Makanan Laut Populer
Studi: Pria Lebih Rentan Meninggal Akibat Cedera Otak Traumatis
China Temukan Kumpulan Strain Baru Mpox
Infeksi Dini pada Anak Mendorong Risiko Kesehatan Jangka Panjang
Berapa Lama Harapan Hidup Setelah Didiagnosis Demensia
Leave a comment