Studi: Perokok Memiliki Risiko Lebih Tinggi Mengalami Infeksi Bakteri Berbahaya di Mulut

26 November 2024 13:55
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Meskipun bahaya yang ditimbulkan oleh zat kimia dalam rokok sangat signifikan, kondisi ini bisa dicegah. Dengan berhenti merokok, komposisi bakteri sehat di mulut dapat kembali seimbang, mengurangi risiko penyakit gusi, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Sahabat.com - Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok. Meskipun pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan berupaya meningkatkan kesadaran akan dampak buruknya, jumlah perokok di seluruh dunia tetap tinggi, dengan sekitar 1,3 miliar orang, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah dan menengah, terus mengonsumsi tembakau dalam berbagai bentuk.

Merokok tidak memiliki tingkat keamanan yang bisa diterima. Asap rokok dapat menyebabkan beragam penyakit parah, mulai dari masalah jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) hingga kanker, tidak hanya bagi perokok, tetapi juga bagi orang yang terpapar asap rokok.

Salah satu dampak paling nyata dari merokok adalah pada kesehatan mulut, yang berfungsi sebagai pintu masuk pertama ke dalam tubuh. Di area ini terdapat mikroorganisme yang disebut mikrobiota oral, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mulut.

Dalam keadaan normal, mikroorganisme ini bekerja sama dengan baik untuk mendukung kesehatan rongga mulut, pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh. Namun, berbagai faktor, termasuk kebersihan mulut yang buruk, pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol, serta kebiasaan merokok, dapat mengganggu keseimbangan bakteri di mulut. Ketidakseimbangan ini bisa memicu berbagai penyakit, mulai dari infeksi gusi (periodontitis) hingga masalah kesehatan serius seperti kanker, penyakit jantung, hati, dan ginjal.

Penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat mempengaruhi jumlah dan jenis bakteri yang terdapat di mulut.

Dampak Merokok terhadap Kesehatan Mulut

Pada penelitian yang melibatkan 128 peserta dari studi kesehatan pembuluh darah dan metabolisme yang berlangsung antara 2014-2016, ditemukan perbedaan signifikan antara mikrobiota oral perokok dan bukan perokok. Perokok memiliki jumlah bakteri berbahaya yang lebih banyak, seperti Fusobacterium, Campylobacter, dan Tannerella forsythia. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan peradangan serta meningkatkan risiko penyakit gusi dan jantung.

Berikut adalah beberapa dampak merokok terhadap kesehatan mulut:

1. Mengubah Keseimbangan Bakteri

Asap rokok mengandung zat berbahaya seperti nikotin, tar, bahan kimia radioaktif, timbal, dan amonia, yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Zat-zat ini masuk ke dalam mulut dan mengubah lingkungan mulut dengan mengurangi kadar oksigen, meningkatkan keasaman, dan mengurangi produksi air liur. Padahal, air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut, salah satunya dengan membunuh bakteri berbahaya. Tanpa cukup air liur, bakteri jahat dapat berkembang biak dan merusak keseimbangan mikrobiota mulut.

2. Kerusakan pada Gigi  

Nikotin, salah satu zat utama dalam rokok, dapat meningkatkan jumlah protein pada bakteri berbahaya seperti P. gingivalis. Protein ini memungkinkan bakteri menempel lebih kuat pada gigi, membentuk lapisan biofilm yang dapat mengarah pada pembentukan plak, penyakit gusi, dan kerusakan gigi.

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Serius

Biofilm yang terbentuk di gigi dapat menyebabkan peradangan dan memperlambat proses penyembuhan tubuh, bahkan meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penyakit gusi yang tidak terobati dapat berkembang menjadi kondisi kronis yang berkaitan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, bakteri penyebab biofilm lainnya seperti Streptococcus mutans dapat berkembang biak dengan cepat, menyebabkan kerusakan gigi yang lebih parah hingga kanker mulut.

Dampak Merokok Elektrik terhadap Kesehatan Mulut

Mirip dengan rokok tembakau, rokok elektrik juga membawa risiko kesehatan bagi mulut. Rokok elektrik berfungsi dengan memanaskan cairan untuk menghasilkan aerosol yang dihirup. Cairan ini mengandung bahan berbahaya seperti nikotin dan timbal. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa rokok elektrik bukanlah alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau.

Walaupun dampak rokok elektrik terhadap mikrobiota mulut belum sepenuhnya dipahami, penelitian menunjukkan bahwa bakteri seperti Fusobacterium dan Bacteroidales dapat berkembang pesat pada mulut pengguna rokok elektrik, meningkatkan risiko infeksi gusi.

Pencegahan Lebih Baik daripada Pengobatan

Meskipun bahaya yang ditimbulkan oleh zat kimia dalam rokok sangat signifikan, kondisi ini bisa dicegah. Dengan berhenti merokok, komposisi bakteri sehat di mulut dapat kembali seimbang, mengurangi risiko penyakit gusi, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Pencegahan jauh lebih efektif daripada pengobatan. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan organisasi kesehatan, seperti WHO, untuk terus mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya merokok.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment