Sahabat.com - Sebuah studi internasional yang dipimpin oleh peneliti dari Weill Cornell Medicine menemukan bahwa vaksin terbaru untuk hepatitis B lebih efektif dalam membangkitkan respons antibodi protektif pada penderita HIV yang sebelumnya tidak merespons vaksinasi.
Studi ini, yang diterbitkan pada 1 Desember di JAMA, menunjukkan bahwa vaksin hepatitis B dengan adjuvan sitosin fosfoguanina, dikenal sebagai HepB-CpG (nama dagang Heplisav-B), memberikan perlindungan antibodi hingga 99,4% dari peserta penelitian.
Sebaliknya, hanya 80,6% peserta yang menerima vaksin dengan adjuvan aluminium hidroksida, HepB-alum (nama dagang Engerix-B), yang menunjukkan perlindungan serupa.
“Hasil ini memberikan harapan baru bagi banyak penderita HIV yang sebelumnya tidak dapat dilindungi oleh vaksin hepatitis B konvensional,” ujar Dr. Kristen Marks, profesor kedokteran di Weill Cornell Medicine sekaligus spesialis penyakit menular di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
Hepatitis B umumnya menyebar melalui cairan tubuh, seperti saat persalinan, hubungan seksual, atau penggunaan jarum suntik bersama. Infeksi ini dapat menyebabkan penyakit hati kronis, termasuk sirosis dan kanker hati.
Menurut data WHO pada 2022, lebih dari 250 juta orang di dunia hidup dengan infeksi hepatitis B kronis, dengan lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya.
Di Amerika Serikat, sekitar 5–10% penderita HIV juga terinfeksi hepatitis B. Karena sistem kekebalan mereka terganggu, penderita HIV lebih sulit melawan virus hepatitis B atau membentuk respons imun protektif setelah vaksinasi.
Uji Klinis BEe-HIVe
Studi fase 3 ini melibatkan 561 peserta dari 40 lokasi di Amerika Utara dan Selatan, Afrika, serta Asia. Para peserta adalah penderita HIV yang sebelumnya telah divaksinasi hepatitis B tetapi tidak memiliki tingkat antibodi protektif.
Mereka menerima salah satu dari dua vaksin: HepB-CpG atau HepB-alum. Kedua vaksin menggunakan jumlah protein virus buatan laboratorium yang sama, tetapi adjuvannya berbeda.
HepB-CpG, yang disetujui FDA pada 2017, terbukti lebih efektif dalam meningkatkan perlindungan imun dibandingkan vaksin adjuvan aluminium.
Analisis menunjukkan bahwa 99,4% peserta yang menerima tiga dosis HepB-CpG mencapai tingkat perlindungan antibodi, dibandingkan dengan 93,1% pada dua dosis HepB-CpG dan 80,6% pada tiga dosis HepB-alum.
Dampak pada Praktik Klinis
Penelitian ini mendukung penggunaan HepB-CpG sebagai pilihan utama untuk meningkatkan kekebalan terhadap hepatitis B pada orang dewasa dengan HIV.
Sebelumnya, vaksin ini juga terbukti efektif pada pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal stadium akhir yang sulit merespons vaksin hepatitis B tradisional.
Dr. Marks dan timnya kini melanjutkan penelitian untuk mengevaluasi ketahanan respons antibodi dari vaksin ini dalam jangka panjang.
0 Komentar
Billie Eilish Dikabarkan Menunjukkan Tanda-tanda Paranoia
Apakah Anak Anda Sering Sakit Saat Musim Dingin? Ahli Berikan Tips untuk Meningkatkan Imunitas
Ilmuwan Ungkap Mikroba yang Mungkin Hidup di Microwave Anda
Aktivitas Kuno Ini Dinyatakan Dapat Meningkatkan Kesehatan dan Memperpanjang Umur, Benarkah?
Waspada Penyakit Tidur yang Mematikan: Demam, Psikosis, dan Risiko Penyebaran Global
Konsumsi Daging Merah Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2, Banyak yang Belum Tahu
Para Ilmuwan Menemukan Kode Kanker dengan Penemuan Protein Terobosan
Leave a comment