Susu Kacang vs Susu Sapi, Mana yang Lebih Sehat dan Aman untuk Dikonsumsi?

03 Oktober 2025 16:58
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah tinjauan ilmiah terbaru yang diterbitkan di jurnal Beverages mengungkap bahwa susu kacang memang kaya lemak sehat seperti MUFA dan PUFA yang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Namun kandungan proteinnya jauh lebih rendah dibanding susu sapi, rata-rata hanya sekitar 1–2,5 persen.

Sahabat.com - Tren minuman nabati makin populer, terutama susu berbasis kacang seperti almond, mete, kelapa, pistachio, hazelnut, hingga walnut. 

Banyak orang memilihnya karena bebas laktosa, lebih ramah untuk jantung, dan punya rasa creamy yang khas. 

Namun, pertanyaan yang masih sering muncul adalah: apakah susu kacang benar-benar bisa menyaingi susu sapi dalam hal gizi, rasa, dan keamanan?

Sebuah tinjauan ilmiah terbaru yang diterbitkan di jurnal Beverages mengungkap bahwa susu kacang memang kaya lemak sehat seperti MUFA dan PUFA yang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Namun kandungan proteinnya jauh lebih rendah dibanding susu sapi, rata-rata hanya sekitar 1–2,5 persen. 

Untuk menutup kekurangan ini, para peneliti menyarankan adanya fortifikasi dengan kalsium, vitamin D, vitamin B12, serta pencampuran dengan kacang lain atau bahkan kacang-kacangan jenis polong untuk meningkatkan kadar protein.

Selain nilai gizi, aspek keamanan juga menjadi perhatian utama. Susu kacang rentan terkontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli jika tidak diproses dengan benar. Saat ini teknologi modern seperti pasteurisasi suhu tinggi, ultra-high temperature (UHT), hingga high-pressure homogenization (HPH) digunakan untuk memastikan produk tetap aman sekaligus tahan lama. 

Metode baru seperti high hydrostatic pressure (HHP) atau pulsed electric fields (PEF) juga mulai dikembangkan agar gizi dan rasa tetap terjaga tanpa meninggalkan aroma gosong akibat pemanasan berlebih.

Dari sisi rasa dan tekstur, tidak sedikit konsumen mengeluhkan susu kacang terasa berpasir atau cepat terpisah menjadi lapisan. Untuk mengatasi hal ini, produsen menggunakan bahan alami seperti pektin atau xanthan gum agar tekstur lebih stabil dan lembut. 

Bahkan fermentasi dengan bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium tidak hanya memperbaiki rasa dan tekstur, tapi juga memberi manfaat tambahan seperti meningkatkan antioksidan, mengurangi zat antinutrisi, hingga menghasilkan senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan pencernaan.

Profesor Antonio Reale, salah satu penulis kajian ini, menegaskan bahwa susu kacang punya potensi besar jika diproses dengan teknologi tepat. 

“Dengan fermentasi, fortifikasi, dan standar produksi yang jelas, susu kacang bisa menjadi alternatif sehat yang aman, bergizi, dan disukai konsumen,” ujarnya.

Namun, perlu diingat bahwa susu kacang tidak cocok bagi penderita alergi kacang. Label produk harus diperhatikan secara detail, terutama untuk campuran beberapa jenis kacang. Konsumen juga disarankan memilih varian tanpa gula tambahan, yang sudah difortifikasi, serta selalu menyimpannya di kulkas setelah dibuka agar tetap aman dikonsumsi.

Meski belum bisa sepenuhnya menggantikan susu sapi dari sisi protein, susu kacang tetap menjadi pilihan populer bagi mereka yang mengutamakan gaya hidup sehat, bebas laktosa, sekaligus ramah lingkungan. 

Dengan perkembangan teknologi pangan yang semakin maju, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat susu kacang akan benar-benar bisa menyaingi susu sapi dari segi rasa, gizi, dan keamanan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment