Ternyata Bukan Telur yang Bikin Kolesterol Naik, Tapi Ini Pelakunya

04 Agustus 2025 14:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam riset tersebut, para peneliti menemukan bahwa bukan kolesterol dari makanan seperti telur yang menyebabkan kolesterol darah naik, tapi justru lemak jenuh—yang banyak terdapat pada makanan seperti daging olahan, gorengan, dan makanan cepat saji.

Sahabat.com - Sudah lama telur jadi kambing hitam dalam kasus kolesterol tinggi. Banyak orang menghindarinya karena dianggap bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. 

Tapi studi terbaru justru membalikkan anggapan itu: makan dua butir telur setiap hari malah bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, terutama pada orang dewasa sehat.

Penelitian ini dipublikasikan oleh The American Journal of Clinical Nutrition dan dilakukan oleh tim dari University of South Australia. Dalam riset tersebut, para peneliti menemukan bahwa bukan kolesterol dari makanan seperti telur yang menyebabkan kolesterol darah naik, tapi justru lemak jenuh—yang banyak terdapat pada makanan seperti daging olahan, gorengan, dan makanan cepat saji.

“Kalau kita bicara soal sarapan besar, yang perlu Anda khawatirkan bukan telurnya, tapi tambahan bacon atau sosisnya,” ujar Prof. Jon Buckley, PhD, peneliti utama dari studi ini.

Dalam uji coba, 61 orang dewasa sehat dibagi ke dalam tiga kelompok dengan pola makan berbeda selama lima minggu. Satu kelompok makan tinggi kolesterol dan tinggi lemak jenuh (dengan maksimal satu telur per minggu), satu kelompok makan dua telur per hari namun rendah lemak jenuh, dan satu lagi sama sekali tidak mengonsumsi telur. 

Hasilnya? Mereka yang makan dua telur per hari justru mengalami penurunan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dibanding kelompok lain.

Dr. Sean Heffron, ahli jantung dari NYU Langone Heart, menjelaskan bahwa selama dua dekade terakhir para pakar gizi dan jantung sebenarnya sudah mulai menyadari bahwa lemak jenuh adalah biang keladi kolesterol tinggi, bukan kolesterol dari makanan. 

“Kita punya bukti kuat bahwa lemak jenuh jauh lebih berpengaruh terhadap LDL dibanding kolesterol makanan,” katanya.

Perlu diketahui, kolesterol yang kita makan (seperti dari telur) berbeda dengan kolesterol dalam darah kita. Mayoritas kolesterol darah diproduksi oleh hati, bukan langsung dari makanan. 

Konsumsi lemak jenuh bisa memicu hati untuk memproduksi lebih banyak kolesterol dan memperlambat pembersihan LDL dari darah. 

Sebaliknya, ketika kita makan kolesterol dari makanan, tubuh secara alami akan mengurangi produksinya sebagai bentuk kompensasi, jelas Prof. Buckley.

Menurut Dr. Melissa Mroz-Planells, ahli gizi dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, “Kolesterol dari makanan bukanlah penjahat seperti yang selama ini dipercaya.”

Lalu, bolehkah makan telur setiap hari? Selama tidak memiliki kondisi khusus seperti kolesterol tinggi bawaan (familial hypercholesterolemia), makan satu telur per hari dinilai aman bagi jantung. 

Namun, bagi yang punya kadar kolesterol tinggi atau masalah metabolisme lain seperti hipotiroid atau gangguan ginjal, disarankan membatasi asupan telur menjadi 4–5 butir per minggu. 

“Jika khawatir, putih telur bisa jadi pilihan lebih aman karena hampir seluruh kolesterol dan lemak jenuh ada di bagian kuningnya,” saran Sharon Palmer, RDN, ahli gizi dari California.

Agar jantung tetap sehat, para ahli menyarankan untuk membatasi asupan lemak jenuh tak lebih dari 13 gram per hari. Jadi, dibanding sibuk menghindari telur, lebih baik kita mulai mengurangi gorengan dan daging olahan yang sebenarnya lebih berdampak buruk pada kadar kolesterol.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment