Sahabat.com - Sahabat, pernahkah kamu merasa tiba-tiba lebih suka makanan tertentu padahal sebelumnya biasa saja?
Ternyata pilihan makanan kita bisa jadi lebih dipengaruhi oleh kadar gula darah daripada sekadar berat badan.
Penelitian terbaru dari Fralin Biomedical Research Institute di Virginia Tech menemukan bahwa sinyal dari usus ke otak setelah makan punya peran besar dalam menentukan selera makanan kita.
“Tubuh kita sebenarnya belajar sendiri apa yang harus dimakan, bukan hanya lewat rasa, tapi juga dari sinyal setelah makanan masuk ke dalam tubuh,” jelas Alexandra DiFeliceantonio, peneliti utama studi ini.
Hasil riset yang akan dipublikasikan di jurnal Physiology & Behavior ini menunjukkan bahwa kontrol glikemik—seperti kadar gula darah puasa dan HbA1C—lebih erat kaitannya dengan perubahan preferensi makanan dibandingkan indeks massa tubuh atau ukuran lingkar pinggang.
Menariknya, para peserta penelitian berasal dari berbagai kategori berat badan dan tidak ada yang didiagnosis diabetes. Meski begitu, mereka yang punya kadar gula darah cenderung tinggi (walau masih dalam batas normal) justru lebih sulit “belajar” menyukai makanan yang memberi kalori.
Ini menunjukkan adanya gangguan kecil pada sinyal usus ke otak yang memengaruhi cara tubuh kita menentukan makanan favorit.
Dalam studi ini, 26 peserta dikenalkan dengan berbagai rasa asing seperti acerola, horchata, hingga yuzu. Beberapa rasa dipadukan dengan gula dan yang lain dengan pemanis buatan.
Hasilnya, sebagian besar peserta mulai lebih menyukai rasa yang pernah dipadukan dengan kalori, meski kemudian gula dihilangkan.
“Itu karena mekanisme setelah makanan masuk tubuh, bukan karena manisnya,” jelas Mary Elizabeth Baugh, ilmuwan sekaligus penulis pertama studi ini.
Namun tidak semua peserta mengalami hal yang sama. Mereka dengan kadar gula darah lebih tinggi justru tidak menunjukkan perubahan preferensi rasa yang signifikan.
“Yang mengejutkan, ukuran tubuh seperti BMI atau lingkar pinggang sama sekali tidak berhubungan dengan hasil ini,” tambah Baugh.
Temuan ini mengingatkan kita bahwa bahkan orang dengan berat badan normal tetap bisa terpengaruh oleh fluktuasi gula darah dalam menentukan pilihan makanan sehari-hari.
“Artinya, orang dengan BMI sehat pun bisa tanpa sadar lebih sering memilih makanan tertentu hanya karena respon gula darahnya,” kata DiFeliceantonio.
Peneliti menegaskan bahwa masih dibutuhkan studi lebih besar dengan rentang peserta yang lebih luas untuk memahami hubungan gula darah, pilihan makanan, dan risiko obesitas.
Namun satu hal jelas, memahami cara kerja sinyal usus ke otak bisa membantu menciptakan strategi baru dalam pencegahan dan penanganan masalah makan berlebih maupun obesitas.
0 Komentar
Mengerikan! Makanan Ultra Proses Bisa Turunkan Kualitas Sperma dan Ganggu Metabolisme Tubuh
Ternyata Gula Bisa Jadi Senjata Baru untuk Lawan Kanker
Jarang Diminum! Jus Buah Ternyata Bisa Bikin Pola Makan Lebih Sehat, Kata Studi Baru
Penelitian Mengejutkan: Makan Daging Justru Bisa Bantu Lindungi dari Risiko Kanker
Rahasia Diet Vegetarian yang Bisa Turunkan Risiko Banyak Jenis Kanker
Rahasia di Balik Secangkir Kopi: Aman untuk Diminum, tapi Masih Ada Zat Tersembunyi
Trik Sederhana Bikin Makan Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan
Leave a comment