Terungkap! Akar Demensia Bisa Dimulai Sejak Masa Kecil!

19 Mei 2025 17:56
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kebiasaan merokok atau minum alkohol, hampir selalu diawali di usia belia. Bayangkan saja, kalau sejak remaja kita sudah tertanam pola hidup sehat, mungkin perjalanan menuju lansia bisa jauh lebih ringan.

Sahabat.com - Banyak dari kita berpikir demensia baru jadi masalah saat usia senja, tapi siapa sangka akarnya bisa tertanam sejak kita masih kecil? 

Tahukah kamu, lebih dari 60 juta orang hidup dengan demensia dan setiap tahun menelan biaya perawatan global sekitar US$1,3 triliun. 

Meski riset dan dana mengalir deras, sampai sekarang belum ada obatnya. Lalu, bagaimana kalau kita mulai mencegahnya sejak dini?

Menurut para ahli, “sekitar 45% kasus demensia bisa dicegah dengan mengurangi paparan 14 faktor risiko yang bisa diubah,” termasuk obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok. 

Sayangnya, sebagian besar strategi pencegahan baru dimulai saat usia 40–60 tahun. Padahal, mengubah kebiasaan yang sudah bertahun-tahun mendarah daging itu susah sekali.

Lebih seru lagi, banyak kebiasaan tidak sehat itu muncul waktu kita remaja. 

“80% remaja yang mengalami obesitas akan tetap obesitas saat dewasa,” ungkap peneliti, dan hal yang sama berlaku untuk tekanan darah tinggi dan pola hidup kurang gerak. 

Kebiasaan merokok atau minum alkohol, hampir selalu diawali di usia belia. Bayangkan saja, kalau sejak remaja kita sudah tertanam pola hidup sehat, mungkin perjalanan menuju lansia bisa jauh lebih ringan.

Nah, kalau kita mundur lebih jauh lagi, bahkan sejak kita masih dalam kandungan atau balita, kualitas otak kita sudah mulai terbentuk. Penelitian panjang menunjukkan, “kemampuan kognitif seseorang di usia 70 tahun banyak dipengaruhi oleh kemampuan mereka saat usia 11 tahun.” 

Artinya, apa yang terjadi di masa kanak-kanak dan remaja bisa berdampak seumur hidup.
Jadi, pencegahan demensia sebenarnya bukan cuma tugas orang tua yang sudah sepuh, tapi kewajiban kita semua, dari sejak kecil. 

Bukan dengan obat-obatan massal, melainkan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat: asupan gizi seimbang, aktivitas fisik rutin, pendidikan berkualitas, dan kebijakan publik yang cerdas. Ingat, “tidak ada kata terlambat untuk memulai,” tapi juga tidak ada kata terlalu dini!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment