Tips Puasa yang Aman untuk Anak Penderita Diabetes Melitus Tipe 1

05 Maret 2025 14:34
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pada anak dengan diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin, sehingga mereka harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

Sahabat.com - Puasa adalah kewajiban bagi umat Muslim yang sudah baligh, tetapi bagi anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1, pelaksanaannya memerlukan perhatian ekstra. 

Menurut Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), tidak semua anak penderita diabetes dapat berpuasa dengan aman. 

"Bahkan anak yang sehat pun tidak seharusnya dipaksa, apalagi anak dengan kondisi kesehatan khusus," ujarnya.
 
Pada anak dengan diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin, sehingga mereka harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur. 

Dr. Harjoedi Adji Tjahjono, Sp.A, Subsp. Endokrinologi, menjelaskan bahwa puasa dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. 

"Ketika makan, insulin yang bekerja, sedangkan saat puasa, hormon glukagon menjaga keseimbangan energi," katanya. 

Tanpa pemantauan yang cermat, anak dengan diabetes bisa berisiko mengalami hipoglikemia (gula darah turun drastis) atau ketoasidosis diabetik (KAD), kondisi berbahaya bagi kesehatan.

Menurut studi dari International Society for Pediatric and Adolescent Diabetes (ISPAD), sekitar 30-40 persen anak penderita diabetes yang berpuasa berisiko mengalami hipoglikemia, terutama jika kadar gula darah tidak stabil. 

Penelitian di Asia menunjukkan bahwa anak dengan diabetes hanya mampu berpuasa antara 20 hingga 22 hari dalam sebulan, bukan penuh selama 30 hari. 

Dr. Harjoedi menyarankan agar anak dengan HbA1c lebih dari 8 sebaiknya tidak berpuasa.

Kiat Puasa Aman untuk Anak Penderita Diabetes

Beberapa tips berikut bisa membantu anak-anak dengan diabetes menjalani puasa dengan aman:

Pemantauan Gula Darah yang Ketat
Anak dengan diabetes harus memeriksa kadar gula darah secara rutin, terutama menjelang sahur, menjelang berbuka, dan di tengah hari. Jika gula darah berada di bawah 70 mg/dL atau lebih dari 300 mg/dL, puasa harus dibatalkan.

Pola Makan Seimbang
Sahur sebaiknya mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau oatmeal, yang memberikan energi lebih lama. Untuk berbuka, kurma dan buah segar lebih dianjurkan daripada makanan manis olahan. Setelah tarawih, camilan ringan seperti yogurt atau kacang-kacangan bisa membantu menjaga energi.

Penyesuaian Dosis Insulin
Dosis insulin perlu disesuaikan dengan pola makan yang berubah selama puasa. Insulin kerja panjang diberikan sebelum sahur dengan dosis lebih rendah, sementara insulin cepat diberikan saat berbuka sesuai dengan kalori yang dikonsumsi.

Aktivitas Fisik yang Terkendali
Meskipun anak masih bisa beraktivitas, hindari olahraga berat yang berisiko menyebabkan hipoglikemia. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki lebih dianjurkan.

Kenali Tanda Bahaya
Puasa harus dihentikan segera jika anak merasakan keringat dingin, pusing, gemetar, atau kehilangan kesadaran, yang dapat menjadi tanda hipoglikemia. Jika gejala ketoasidosis seperti mual atau muntah muncul, segera konsultasikan dengan dokter.

Meskipun puasa bisa dilakukan oleh anak dengan diabetes, hal tersebut bukanlah kewajiban jika berisiko terhadap kesehatan. Dengan pemantauan ketat, pola makan yang tepat, serta penyesuaian dosis insulin, puasa dapat dilakukan dengan lebih aman. 

Jika kondisi anak tidak memungkinkan, lebih baik tidak dipaksakan. Konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa sangat dianjurkan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment