Sahabat.com - Sahabat, siapa sangka kalau aktivitas fisik sejak usia dini—terutama ikut olahraga yang terorganisir—bisa bantu menjaga kesehatan mental anak hingga remaja?
Yup, sebuah studi yang dimuat di British Journal of Sports Medicine baru-baru ini menyebutkan bahwa olahraga sejak kecil ternyata bisa jadi ‘tameng’ dari berbagai gangguan kesehatan mental. Tapi uniknya, efek perlindungannya berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.
Peneliti menemukan fakta menarik ini dari data All Babies in Southeast Sweden (ABIS) yang melibatkan lebih dari 16 ribu anak yang lahir antara 1997 dan 1999. Orang tua mereka diminta melaporkan seberapa aktif anak-anak ini dalam berolahraga, berapa lama mereka main di luar rumah, dan apakah mereka mengikuti olahraga terorganisir saat usia 5, 8, dan 11 tahun. Hasilnya, satu dari empat anak sudah mengalami peristiwa traumatis sebelum usia 5 tahun, dan hampir 30% mengalaminya sebelum usia 10 tahun.
Yang mengejutkan, rata-rata aktivitas fisik harian anak-anak ini menurun dari lebih dari 4 jam saat usia 5 tahun menjadi hanya 2,5 jam saat usia 11 tahun. Padahal, tiap tambahan 1 jam aktivitas fisik di usia 11 tahun bisa menurunkan risiko gangguan mental hingga 12% sebelum usia 18. Untuk anak laki-laki, efek ini bahkan lebih kuat: risiko masalah mental bisa turun sampai 30%.
Nah, saat dilihat lebih spesifik, aktivitas fisik terbukti menurunkan risiko depresi pada anak laki-laki hingga 29%, dan pada anak perempuan 18%. Efek ini mulai terasa sejak dini. Di usia 5 dan 8 tahun, anak laki-laki yang aktif berolahraga punya risiko lebih rendah terkena depresi dan kecemasan, hingga 23% dan 39%. Bahkan risiko kecanduan pun bisa ditekan sampai 35% saat usia 11 tahun—tapi sayangnya, efek ini tidak terlihat pada anak perempuan.
Meskipun waktu main di luar rumah ternyata tidak berpengaruh signifikan, tapi ikut olahraga terorganisir justru sangat efektif melindungi dari gangguan mental pertama kali. Anak laki-laki yang aktif ikut olahraga punya risiko 23% lebih rendah, dan anak perempuan 12% lebih rendah.
Bukan cuma depresi dan kecemasan, olahraga terorganisir juga menurunkan risiko kecanduan hingga 41% pada anak perempuan dan 30% pada anak laki-laki. Namun sayangnya, untuk gangguan makan dan tidur, olahraga belum menunjukkan dampak besar.
Menurut para peneliti, perbedaan efek ini bisa jadi karena pengaruh hormon seksual yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan.
“Aktivitas fisik bisa memengaruhi otak secara langsung atau melalui hal-hal seperti hiperaktif ringan yang lebih umum terjadi pada anak laki-laki,” jelas mereka.
Faktor budaya dan norma gender juga bisa memainkan peran penting.
Meskipun ini adalah studi observasional yang nggak bisa membuktikan sebab-akibat secara mutlak, tapi tetap memberi gambaran penting bahwa masa transisi menjelang pubertas—yakni usia 10 hingga 12 tahun—bisa jadi momen emas untuk membangun ketahanan mental lewat olahraga.
“Penemuan ini menguatkan pentingnya mendorong aktivitas fisik, terutama lewat olahraga terorganisir, sebagai upaya pencegahan gangguan mental anak-anak,” kata tim peneliti.
Jadi, yuk sahabat, bantu si kecil lebih aktif dan semangat ikut olahraga sejak dini. Bukan cuma tubuhnya yang sehat, tapi mentalnya juga jadi lebih tangguh!
0 Komentar
Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Otak Cepat Pikun? Ini Fakta Mengejutkan dari Studi 7 Tahun!
Fakta Mengejutkan: Hampir 19 Juta Anak di AS Tinggal Bersama Orang Tua yang Kecanduan!
Cuma 10 Menit Sehari, Cara Simpel Ini Bikin Hidup Lebih Tenang untuk Orang dengan Autisme!
Terlalu Sibuk Kerja? Otak Kamu Bisa Berubah Bentuk, Lho!
Sudah Beli Kacamata Anti Blue Light? Ternyata Manfaatnya Nggak Seheboh yang Kamu Kira!
Kenapa Anak Kota Lebih Gampang Alergi? Ternyata Ini Rahasia dari Gaya Hidup Pedesaan!
Leave a comment