Sahabat.com - Kamu mungkin udah sering dengar soal LSD atau jamur ajaib alias magic mushroom, kan? Nah, sekarang dunia medis lagi ramai banget ngomongin soal potensi dari zat-zat psychedelic ini untuk bantu atasi berbagai masalah kesehatan mental—mulai dari depresi, kecemasan, OCD, gangguan makan, sampai kecanduan.
Menariknya, tim peneliti dari UCL di Inggris lagi fokus banget ke satu zat bernama DMT (N,N-dimethyltryptamine), salah satu psychedelic yang kerjanya super cepat, dan mereka ingin tahu apakah zat ini bisa bantu orang mengurangi konsumsi alkohol.
Minuman beralkohol memang udah jadi bagian dari budaya sosial banyak orang, apalagi karena legal dan gampang banget didapat. Tapi sayangnya, gak semua orang bisa mengontrol kebiasaan minum mereka. Buat sebagian, alkohol bukan cuma jadi pelarian, tapi bisa berdampak serius ke kesehatan fisik, mental, bahkan hubungan sosial. Dan kenyataannya, metode pengobatan tradisional gak selalu ampuh untuk semua orang.
Makanya, para peneliti ini lagi cari jalan baru. Salah satunya lewat pengalaman yang katanya bisa bikin seseorang langsung berubah dalam satu sesi—yup, lewat DMT. Zat ini, kalau disuntikkan langsung ke pembuluh darah, bisa bereaksi dalam waktu 1–2 menit aja. Tapi meski efeknya cuma 10 sampai 20 menit, banyak orang yang ngerasa pengalaman itu sangat dalam, bahkan mengubah cara mereka melihat hidup.
Ada yang bilang melihat pola rumit, dunia lain, sampai merasa masuk ke dimensi berbeda. Buat sebagian orang, pengalaman itu bukan cuma berkesan, tapi benar-benar mengubah cara berpikir dan perasaan mereka.
Nah, pertanyaannya: apa yang sebenarnya terjadi di otak saat itu, dan kenapa ini bisa bikin seseorang berhenti minum alkohol?
Menurut tim penelitinya, ada kemungkinan DMT ini meningkatkan neuroplastisitas, alias kemampuan otak buat bikin koneksi baru. Dalam periode singkat ini, otak jadi lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan. Buat orang yang terjebak dalam siklus minum berat, kondisi ini bisa membantu mereka membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat dan keluar dari pola lama.
"Intinya, kita ingin lihat apakah DMT bisa bikin otak ‘rewire’ atau menyambung ulang koneksi yang selama ini memperkuat kecanduan," kata salah satu penelitinya.
Mereka juga mengamati sistem motivasi dan penghargaan di otak—bagian yang ngatur rasa senang dari aktivitas seperti makan, seks, dan ya... minum alkohol. Pada orang dengan gangguan penggunaan alkohol, sistem ini jadi terlalu sensitif terhadap alkohol dan kurang responsif terhadap kesenangan lain.
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa psychedelic seperti DMT bisa ‘reset’ sistem ini. Jadi, tim peneliti sekarang lagi ngetes teori itu—apakah DMT bisa bantu mengurangi keinginan minum dengan mengatur ulang sistem penghargaan di otak.
Penelitiannya sendiri melibatkan partisipan yang memang ingin mengurangi konsumsi alkohol. Sebelum ikut, mereka harus lolos tes kesehatan dulu, dan semua sesi dilakukan di laboratorium yang aman, lengkap dengan tim medis dan peneliti berpengalaman.
Dalam eksperimennya, para peserta datang tiga kali ke lab di UCL. Pada kunjungan pertama dan ketiga, mereka menjalani pemindaian otak (fMRI) sambil nonton film-film yang emosional.
Cara ini dianggap lebih natural untuk melihat reaksi otak dibanding tes abstrak. Dan di kunjungan kedua, peserta secara acak akan diberi DMT, plasebo, atau obat non-psikedelik seperti D-cycloserine atau Lisuride—dua zat yang juga dipercaya bisa meningkatkan neuroplastisitas, tapi tanpa efek halusinasi.
Yup, siapa sangka, zat dari dunia psychedelic yang selama ini cuma dikenal sebagai "obat halusinasi" bisa jadi harapan baru untuk bantu orang lepas dari jeratan alkohol. Kita tunggu aja hasil studi lengkapnya, ya!
0 Komentar
Obat Baru Ini Bisa Turunkan Kolesterol Jahat Hampir 50%!
Gak Pernah Ngerokok, Tapi Masih Bisa Kena Penyakit Paru-Paru Serius? Ini Fakta Mengejutkannya!
Ternyata 5 Hal Sepele Ini Bisa Bikin Otak Kamu Cepat Menua!
Leave a comment