Sahabat.com - Sahabat, kabar baik datang dari sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Association for the Study of Diabetes (EASD) di Wina.
Peneliti asal Swedia menemukan bahwa penggunaan alat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dapat menurunkan risiko kematian hingga 26% pada penderita diabetes tipe 2 yang juga mengalami obstructive sleep apnea.
Obstructive sleep apnea adalah kondisi ketika otot tenggorokan melemah saat tidur sehingga saluran pernapasan tersumbat. Akibatnya, penderita terbangun berulang kali untuk bernapas, kualitas tidur terganggu, dan kadar oksigen menurun. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa memicu tekanan darah tinggi, gangguan jantung, bahkan memperburuk diabetes tipe 2.
CPAP bekerja dengan mengalirkan udara bertekanan melalui masker untuk menjaga saluran napas tetap terbuka sepanjang tidur.
Meski manfaat CPAP sempat diperdebatkan, data terbaru dari lima registri nasional di Swedia yang melibatkan lebih dari 12 ribu pasien menunjukkan hasil yang kuat: mereka yang menggunakan CPAP memiliki harapan hidup lebih baik dibandingkan pasien diabetes tipe 2 yang tidak pernah menggunakan alat ini.
“Meski dampak obstructive sleep apnea terhadap penyakit kardiovaskular dan angka harapan hidup sangat besar, kondisi ini sering kali tidak terdiagnosis pada penderita diabetes tipe 2 dan jarang dijadikan bagian dari penanganan diabetes,” ujar Dr. Jonas Agholme dari Linköping University, penulis utama penelitian ini.
Ia menegaskan, temuan ini menjadi bukti bahwa diagnosis dini sleep apnea pada penderita diabetes tipe 2 dan penggunaan CPAP bisa menjadi langkah penting untuk memperpanjang usia pasien.
Dalam analisis jangka panjang selama 14 tahun, kelompok yang memakai CPAP tercatat memiliki tingkat kematian lebih rendah meskipun banyak dari mereka memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi. Angka kematian pada kelompok CPAP hanya 6,1%, jauh lebih rendah dibandingkan 28,7% pada kelompok yang tidak menggunakan CPAP.
Peneliti mengingatkan bahwa meski hasilnya menjanjikan, masih dibutuhkan riset lanjutan untuk memastikan efek penyebab langsung dari CPAP, termasuk pengaruh tingkat keparahan sleep apnea terhadap hasil pengobatan.
Namun satu hal yang jelas, CPAP dapat menjadi “penyelamat senyap” bagi penderita diabetes tipe 2 yang juga mengalami gangguan tidur ini.
Kabar ini menjadi pengingat penting bahwa menjaga kualitas tidur sama berharganya dengan menjaga pola makan dan kadar gula darah. Jangan abaikan dengkuran berat atau tidur yang tidak nyenyak, karena bisa jadi itu tanda tubuh meminta pertolongan.
0 Komentar
Polusi Udara Diam-Diam Mempercepat Kerusakan Otak pada Alzheimer, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Hampir Setengah Penderita Diabetes Tak Sadar Dirinya Sakit, Waspada Ancaman Epidemi Diam-Diam!
5 Rahasia Panjang Umur Gratis yang Didukung Ilmu Pengetahuan, Nomor 3 Sering Diabaikan!
Cukup Jalan Kaki Setiap Hari, Sakit Punggung Kronis Bisa Dicegah
Leave a comment