Apakah Pemadam Kebakaran Berisiko Mengalami Kanker Prostat Karena Pekerjaan Mereka?

20 Maret 2025 13:28
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada kelompok pemadam kebakaran yang lebih terpapar asap dan bahan kimia berbahaya, tidak ditemukan bukti yang kuat untuk mengaitkan pekerjaan mereka langsung dengan peningkatan risiko kanker prostat.

Sahabat.com - Kanker prostat adalah jenis kanker paling umum yang menyerang pria, namun hingga kini, belum ada zat yang diklasifikasikan sebagai agen penyebab kanker prostat menurut IARC (International Agency for Research on Cancer) yang bernaung di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Hal ini berbeda dengan kanker paru-paru dan kandung kemih, yang memiliki banyak zat yang telah terbukti sebagai penyebab kanker.

Penyebab tingginya angka kasus kanker prostat pada pemadam kebakaran menjadi perhatian setelah sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pemadam kebakaran memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengidap kanker prostat dibandingkan dengan populasi umum. Namun, penyebab pasti dari fenomena ini masih belum jelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Niki Marjerrison, seorang peneliti dari Universitas Oslo, mengkaji apakah paparan asap dan gas yang terhirup pemadam kebakaran dapat meningkatkan risiko kanker prostat. 

Dalam studi yang melibatkan 4.251 pemadam kebakaran, ditemukan bahwa 268 di antaranya didiagnosis dengan kanker prostat. 

Penelitian ini mengevaluasi durasi waktu mereka bekerja sebagai pemadam kebakaran, serta jenis tugas lainnya yang mereka lakukan, untuk mencari hubungan dengan risiko kanker prostat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada kelompok pemadam kebakaran yang lebih terpapar asap dan bahan kimia berbahaya, tidak ditemukan bukti yang kuat untuk mengaitkan pekerjaan mereka langsung dengan peningkatan risiko kanker prostat. 

“Kami membandingkan insiden kanker prostat pada mereka yang paling banyak terlibat dalam pemadaman kebakaran dengan yang paling sedikit terlibat, namun tidak ditemukan bukti yang jelas,” jelas Marjerrison.

Selain itu, penelitian ini juga memperhitungkan pengaruh tes PSA (Prostate-Specific Antigen), yang mulai banyak digunakan pada 1990-an dan telah meningkatkan deteksi kanker prostat. 

Tes PSA dapat mendeteksi kanker prostat pada tahap awal, namun juga bisa menunjukkan hasil positif pada kondisi yang tidak berbahaya, yang akhirnya meningkatkan jumlah diagnosis kanker prostat, meski penyakit tersebut tidak berpotensi berbahaya.

Marjerrison menambahkan, "Tes PSA sangat sensitif, yang menguntungkan, namun juga menyebabkan diagnosis kanker prostat pada kasus yang mungkin tidak akan menimbulkan masalah di masa depan." 

Oleh karena itu, tes PSA bisa menjadi salah satu faktor yang menjelaskan mengapa jumlah kasus kanker prostat lebih tinggi pada pemadam kebakaran.

Penelitian ini juga menemukan bahwa pemadam kebakaran yang terdiagnosis lebih muda dan sering kali memiliki kanker prostat yang lebih ringan atau lebih sedikit agresif. 

Hal ini menunjukkan bahwa lebih seringnya tes PSA dan deteksi dini mungkin mempengaruhi hasil penelitian. 

Namun, informasi tentang penggunaan tes PSA pada setiap individu pemadam kebakaran tidak tersedia, sehingga tidak dapat dijadikan faktor kontrol langsung dalam analisis.

Penelitian mengenai kanker pada pemadam kebakaran di Norwegia dimulai sekitar 10 tahun yang lalu. Kini, tim peneliti dari Universitas Oslo dan Cancer Registry of Norway tengah mempersiapkan laporan yang merangkum studi-studi yang telah dilakukan sepanjang periode tersebut.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment