Sahabat.com - Anda mungkin merasa lelah sepanjang hari akibat tidur yang buruk, tetapi bagi sebagian orang, ini bisa menjadi gejala idiopathic hypersomnia (IH), kondisi yang membuat penderitanya merasa kelelahan meski tidur dengan cukup.
Sarah Morgan, 41 tahun, asisten administratif asal Inggris, pertama kali merasakan kelelahan di siang hari saat ujian akhir sekolah. "Saya kira itu hanya stres," katanya. Meskipun tidur cukup, dia merasa hampir tidak bisa membuka matanya.
IH ditandai dengan kebutuhan tidur berlebihan, bahkan setelah tidur lebih dari sepuluh jam. Kasus berat bisa tidur hingga 18 jam sehari. Gejala lainnya termasuk kabut otak, kebingungan, dan kehilangan barang karena micro-sleeps, tidur singkat yang tidak disadari saat melakukan aktivitas.
Dr. Paul Reading, ahli saraf Inggris dan pakar hipersomnia, menyatakan bahwa IH sering tidak terdiagnosis dan sangat mengganggu kehidupan sosial, pendidikan, dan karier. Banyak yang salah mengira IH sebagai depresi, sehingga pengobatan yang diberikan tidak tepat dan masalah dianggap sebagai "kemalasan."
Sarah mengalami kesulitan bekerja karena selalu merasa kelelahan. Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter dan menjalani tes darah, ia diberitahu bahwa dia hanya "lelah karena masih muda." Baru pada 2004, dia didiagnosis dengan IH oleh Dr. Reading.
IH sulit didiagnosis, karena penyebabnya belum diketahui. Meski pemeriksaan otak biasanya normal, penderita IH tetap merasa sangat mengantuk meskipun tidur cukup. Gejala khasnya adalah tidur berkualitas semalam (9-11 jam) namun tetap membutuhkan tidur siang.
IH biasanya lebih sering dialami wanita, dengan puncak kejadian pada usia remaja hingga dewasa muda. Untuk mendiagnosis IH, tes tidur di laboratorium dapat membantu, termasuk memeriksa kualitas tidur dan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur.
Pengobatan IH berfokus pada pengelolaan gejala menggunakan stimulan psikoaktif seperti amfetamin, modafinil, atau Wakix. Meskipun obat-obatan ini membantu, pengobatan tidak selalu mengembalikan penderita ke kondisi "normal."
Sarah mencoba berbagai obat, tetapi merasa tidak nyaman dengan efek sampingnya. Setelah memiliki tiga anak, dia mengelola kondisinya tanpa obat, meski tetap merasa lelah sepanjang hari. Ia kini mengelola grup dukungan di Facebook untuk penderita IH lainnya.
"Kekurangan pemahaman tentang kondisi ini menyebabkan frustrasi yang besar," kata Dr. Reading. "Hal ini seringkali memicu gangguan suasana hati seperti kecemasan, yang justru semakin memperburuk kelelahan."
0 Komentar
Anak Kehilangan Orang Tua Lebih Rentan Dibully? Ini Fakta Mengejutkan dari Studi Terbaru!
Rahasia Otak Awet Muda Terungkap! Gaya Hidup Ini Bisa Cegah Pikun dan Alzheimer Sejak Dini
Cuma Gerak Sedikit di Usia 40-50an Bisa Bikin Otak Lebih Tajam & Hindari Alzheimer, Kok Bisa?
Benarkah Ciuman Bisa Menularkan Gluten? Ini Jawaban Ilmiahnya
Leave a comment