Sahabat.com - Para ilmuwan saraf di Salk Institute baru-baru ini mengidentifikasi sirkuit otak yang mengatur pernapasan secara sukarela, memberikan wawasan baru tentang cara otak mempengaruhi pernapasan dan emosi kita. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience pada 19 November 2024, mengungkapkan bahwa pernapasan yang lebih lambat dapat dikendalikan otak untuk membantu meredakan kecemasan.
Para peneliti menemukan bahwa kelompok sel otak di korteks frontal terhubung ke batang otak, area yang mengatur fungsi vital seperti pernapasan. Mereka menunjukkan bahwa hubungan ini memungkinkan otak bagian atas berkomunikasi dengan pusat pernapasan di batang otak, memungkinkan kita untuk menyelaraskan pernapasan dengan keadaan emosional dan perilaku saat ini.
Temuan ini membuka kemungkinan terapi baru untuk mengatasi gangguan kecemasan, serangan panik, atau gangguan stres pasca-trauma, dengan menargetkan sel dan molekul otak yang mengatur pernapasan. "Temuan kami memberikan penjelasan ilmiah tentang bagaimana teknik seperti yoga dan mindfulness dapat membantu meredakan emosi negatif," kata Sung Han, profesor dan penulis senior penelitian ini.
Sebelumnya, meskipun ada pemahaman umum tentang hubungan antara pernapasan dan emosi, sedikit penelitian yang mengungkap mekanisme otak yang mengendalikan pernapasan secara sadar. Han dan timnya menemukan bahwa korteks frontal, yang mengatur pemikiran dan perilaku kompleks, terhubung dengan area batang otak yang disebut medula, yang mengontrol pernapasan otomatis. Melalui eksperimen pada tikus, mereka memetakan jalur saraf yang menghubungkan korteks anterior cingulate ke pons, yang kemudian terhubung ke medula.
Selama eksperimen, mereka menemukan bahwa aktivasi jalur saraf ini menyebabkan pernapasan tikus menjadi lebih lambat dan mereka lebih tenang. Sebaliknya, dalam situasi yang memicu kecemasan, komunikasi antar otak ini berkurang, menyebabkan pernapasan menjadi lebih cepat. Peneliti juga menguji pengaktifan sirkuit ini secara buatan, yang memperlambat pernapasan tikus dan mengurangi kecemasan mereka.
Temuan ini membuka peluang untuk mengembangkan obat yang dapat memodulasi sirkuit otak ini, membantu mengatasi pernapasan cepat yang terkait dengan kecemasan dan gangguan panik. "Saya ingin menggunakan temuan ini untuk merancang 'pil yoga'," ungkap Han, meskipun ia menyadari bahwa penerapan praktisnya membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Namun, dengan adanya sirkuit otak yang dapat ditargetkan, mereka berharap dapat mengembangkan terapi yang dapat dengan cepat memperlambat pernapasan dan menciptakan kondisi mental yang lebih tenang.
0 Komentar
Transplantasi Paru-paru Ganda Robotik Pertama di Dunia Dilakukan di NYU Langone Health
Penemuan Baru: Memori Tidak Hanya Ada di Otak, Sel-Sel Lain Juga Bisa Menyimpan Memori
Leave a comment