Bocah 11 Tahun Didiagnosis Kanker Stadium 4 Setelah Sakit Pinggul Dirasakan Sebagai Pertumbuhan Normal

03 Oktober 2024 12:26
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Setelah menjalani enam siklus kemoterapi, di mana setiap siklus memaksa Landon dirawat di rumah sakit selama minimal lima hari, efek samping mulai terlihat. Meskipun kehilangan rambutnya, Landon tetap optimis.

Sahabat.com - Landon Motter, seorang bocah berusia 11 tahun, menerima diagnosis mengejutkan saat liburan musim panas 2023. Setelah mengeluhkan nyeri di pinggul kirinya usai bermain go-kart, orang tuanya awalnya menganggap rasa sakit itu sebagai bagian dari pertumbuhan. Namun, setelah beberapa bulan mengalami ketidaknyamanan, nyeri tersebut terbukti menjadi tanda limfoma non-Hodgkin stadium 4.

Ayahnya, Blake Motter, 33, mengenang saat Landon pertama kali mengeluhkan rasa sakitnya. “Dia bilang, ‘Rasanya sakit sedikit,’ dan saya berpikir itu hanya masalah pertumbuhan,” ujarnya kepada TODAY.com. Namun, rasa sakit tersebut tak kunjung reda, bahkan semakin parah menjelang tahun ajaran baru.

Krisis Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Ketika Landon kembali berlatih sepak bola, ibunya, Courtney Anderson, 32, mulai melihat perubahan yang mengkhawatirkan. “Ia mulai pincang, dan kami merasa aneh karena ini sudah berlangsung beberapa bulan,” katanya. Landon sering terbangun di tengah malam karena rasa sakit yang tak tertahankan, sehingga orang tuanya merasa ada yang salah.

Meskipun dokter anak awalnya mengira nyeri tersebut disebabkan oleh pertumbuhan, Anderson dan suaminya merasa perlu untuk mencari opini kedua. Mereka membawa Landon ke dokter kedokteran olahraga, namun hasil rontgen tidak menunjukkan masalah. Setelah beberapa konsultasi dan tes darah di Rumah Sakit Anak Nasional di Washington, DC, diagnosis limfoma non-Hodgkin stadium 4 akhirnya terungkap.

“Kami berkonsultasi dengan lima hingga tujuh dokter hingga kami mendapatkan diagnosis,” ungkap Motter. “Mendengar kata kanker membuat kami merasa hancur.”

Menghadapi Realitas Kanker

Landon terkejut saat menerima berita tentang diagnosisnya. “Ia mulai menangis dan sangat kesal,” kata Anderson. Dalam situasi yang menegangkan ini, orang tua Landon berusaha menjelaskan kepada putra mereka bahwa ini hanyalah hambatan kecil dalam hidupnya.

Setelah menjalani enam siklus kemoterapi, di mana setiap siklus memaksa Landon dirawat di rumah sakit selama minimal lima hari, efek samping mulai terlihat. Meskipun kehilangan rambutnya, Landon tetap optimis. “Ia tahu ini adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelamatkan hidupnya,” kata Anderson.

Keluarganya merasa lega ketika nyeri pinggulnya menghilang setelah kemoterapi tahap pertama. “Dia punya banyak energi dan tetap menjalani hidupnya selama perawatan,” ungkap Motter.

Harapan dan Pemulihan

Setelah menyelesaikan kemoterapi pada musim semi, Landon kini kembali menjalani kehidupan normal dan aktif berolahraga. Menurut Dr. Hannah Kinoshita, onkolog pediatrik di Pusat Kanker dan Gangguan Darah di Children's National, meskipun Landon menderita limfoma stadium lanjut, harapan untuk remisi tetap ada. “Pasien stadium 4 masih bisa mengalami remisi,” ujarnya.

Landon kini menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan kondisinya tetap stabil. Saat kembali ke sekolah untuk kelas tujuh, ia menikmati waktu bersama teman-temannya. “Meskipun ini adalah tahap yang sulit, kami bersyukur dia berhasil melewati diagnosis kankernya,” kata Anderson.

Pesan untuk Keluarga Lain

Keluarga Motter berharap kisah mereka dapat memberikan harapan bagi keluarga lain yang menghadapi situasi serupa. “Kami ingin meningkatkan kesadaran agar keluarga lain tidak melalui hal yang sama,” kata Motter. Anderson juga menekankan pentingnya mendengarkan insting orang tua dalam menghadapi masalah kesehatan. “Kami tidak pernah menyangka Landon yang bahagia dan aktif akan menerima diagnosis seperti ini,” tambahnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment