Cara Memilih Sekolah yang Sesuai dengan Karakter Anak

27 Juni 2024 11:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Orang tua harus turut mengajak anak ke sekolah yang akan dituju pada waktu istirahat. Dengan begitu, anak bisa melihat seperti apa kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. (iStock)

Sahabat.com - Tahun ajaran baru bagi sebagian orang tua menjadi persoalan tersendiri manakala mereka harus memasukan anak-anak ke sekolah baru. Tak sedikit orang tua yang kebingungan lantaran banyaknya sekolah yang menawarkan program pendidikan masing-masing.

Terkait kondisi itu, orang tua diharapkan harus memperhatikan benar-benar kondisi sekolah yang akan menjadi rumah belajar bagi anak-anak mereka.

Psikolog Anak, Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi.,Psikolog, atau yang akrab disapa Ayank Irma mengatakan pentingnya pemetaan karakter anak ketika ingin masuk ke salah satu sekolah.

"Salah satu hal yang penting banget pada saat pemilihan sekolah itu adalah memetakan sih. Memetakan karakter kepribadian dan juga tempramen si anak kita tuh seperti apa," ujar Ayank Irma.

Selain memetakan karakter anak, Ayank Irma turut menjelaskan beberapa tips memilih sekolah sesuai karakter, nih. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Lakukan riset

Orang tua harus melakukan riset terdahulu ketika ingin memasukan anak-anaknya ke sekolah baru.

"Kalau mau milih sekolah, yang pasti pertama itu kan riset ya. Jadi kita tuh harus punya minimal deh dua atau tiga sekolah yang kita tuju. Karena apa? Risetnya itu berdasarkan value sekeluarga kita. Jangan sampai kita memilih sekolah, ternyata agak bertolak belakang nih, sama value sekeluarga yang sudah kita coba tanamkan," ujarnya.

"Kenapa harus ada kemiripan, supaya anaknya enggak bingung. Jadi pintu value-nya tuh sama. Jadi riset dulu mengenai sekolah-sekolah tadi," tambah Ayank.

2. Jarak sekolah dan rumah harus diperhatikan

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah jarak dari rumah ke sekolah. Bukan tanpa alasan, nantinya jarak akan memengaruhi kondisi fisik anak.

"Jarak itu juga perlu dipertimbangkan. Misal kalau kita di kota-kota besar seperti ini, jarak pendek, tapi macetnya ya Bun, macetnya panjang. Itu juga perlu dipertimbangkan, karena fisik itu juga mempengaruhi," papar Ayank Irma.

3. Karakter anak harus disesuaikan dengan kurikulum sekolah

Kurikulum yang diterapkan di sekolah umumnya berbeda-beda. Karena itu, pastikan kurikulum yang digunakan sesuai dengan karakter anak.

"Kurikulumnya mau yang berhubungan dengan apa? Pengembangan karakter kah? Atau yang seperti apa. Itu juga perlu untuk di-tracing. Sehingga kita bisa mencocokkan, karena kami juga sebagai orang tua, ingin ada pengembangan dari sisi karakter anak, maka kita harus menyekolahkan dia sekolah dengan basis A, B, C. Itu harus," jelas Ayank.

4. Perhatikan metode belajar

Dalam kesempatan yang sama, Ayank turut menyebut bahwa orang tua perlu memerhatikan metode belajar di sekolah yang akan dituju. Pastikan metode belajarnya cocok juga dengan karakter anak, ya.

"Itu orang tua juga harus tahu. Metode belajar sekolah ini cocok enggak ya sama anak saya, yang spontan, impulsif, komunikatif, dan sebagainya. Itu juga harus dicari tahu," papar psikolog yang juga CEO dari klinik Ruang Tumbuh ini.

5. Lakukan observasi bersama anak

Orang tua harus turut mengajak anak ke sekolah yang akan dituju pada waktu istirahat. Dengan begitu, anak bisa melihat seperti apa kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.

"Kalau aku biasanya nyaranin orang tua untuk mengajak anaknya ke sekolahan tadi di waktu-waktu sekolah itu sedang istirahat. Kita bisa melihat dinamika sekolahan tadi cocok atau enggak dengan karakter kepribadian dasar anak kita," katanya.

"Itu pada saat kita sampai sekolah, itu kelihatan anak-anaknya lari-larian itu bahagia. Lalu dari depan saja itu kayak tim pengamannya, kayak satpamnya, front office-nya itu wajahnya ceria juga. Berarti sebenarnya dominan di culture di sekolahan tadi itu penuh dengan kesenangan, bahagia, anaknya senang. Itu kalau anak diajak pada saat momen-momen tadi, dia jadi nyerap, ternyata menyenangkan ya sekolah di sini. Terus nanti diajak lagi ke sekolah yang berbeda," tambah Ayank.

6. Sesuaikan dengan kondisi keuangan

Hal yang penting untuk diperhatikan pula adalah masalah finansial. Pastikan orang tua memilih sekolah yang tidak hanya sesuai dengan karakter anak, tetapi juga cocok dengan keuangan keluarga.

"Jangan sampai kita memilih sekolah, sudah mempertimbangkan karakter, A, B, C, D. Tapi ternyata di perjalanan kita ada kesulitan secara ekonomi, yang anaknya sudah pas di situ, akhirnya kita pull out kan," kata Ayank Irma.

"Itu kejadian banyak waktu pandemi sih. Aku punya banyak klien begitu. Dia sudah happy banget anaknya, karakternya sudah terbentuk dengan kebiasaan-kebiasaan. Tapi karena ada masalah secara perekonomian, dia harus ditarik dari sekolah itu. Kemudian adjust lagi ke sekolah baru yang ternyata tidak sesuai," imbuhnya.

7. Cari 6-12 bulan sebelum sekolah

Orang tua harus melakukan riset sejak enam bulan hingga setahun sebelum sekolah dimulai.

"Itu benar-benar tarik mundurnya kalau bisa satu tahun sebelumnya (mencari sekolah). Jadi kayak kita main-main ke sekolah-sekolah, tanya-tanya, riset-riset, itu kan butuh waktu ya. Sampai akhirnya enak bulan sebelumnya kita oke nih," papar Ayank.

"Karena kalau sekarang kan mau masuk SD ada seleksinya, ada observasinya, ada ini dan itunya. Karena itu kita udah ajek banget gitu, mau  dia di mana gitu," pungkasnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment