Cegah Kanker Serviks Tanpa Rasa Canggung: Cukup Gunakan Alat Tes Mandiri dari Dokter

29 Juli 2025 15:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Selama ini, banyak wanita melewatkan tes skrining kanker serviks karena rasa malu, tidak nyaman, atau sekadar tidak sempat datang ke klinik. Tapi kini, lewat pendekatan yang lebih fleksibel dan ramah pasien, deteksi dini kanker serviks jadi lebih mudah dijangkau.

Sahabat.com - Kabar baik datang dari Inggris, alat tes mandiri kanker serviks yang diberikan langsung oleh dokter saat kunjungan biasa bisa menyelamatkan hingga 1.000 nyawa wanita setiap tahun. 

Temuan ini diungkap oleh tim peneliti dari Queen Mary University of London dan King's College London melalui studi terbaru yang dimuat di jurnal EClinicalMedicine.

Selama ini, banyak wanita melewatkan tes skrining kanker serviks karena rasa malu, tidak nyaman, atau sekadar tidak sempat datang ke klinik. Tapi kini, lewat pendekatan yang lebih fleksibel dan ramah pasien, deteksi dini kanker serviks jadi lebih mudah dijangkau.

"Sudah lama kita tahu banyak wanita lebih suka melakukan tes sendiri di rumah dibanding harus datang untuk pemeriksaan dalam," ungkap Profesor Peter Sasieni, peneliti utama dalam studi ini. 

“Tapi baru sekarang kami buktikan bahwa cara penawaran alat tes sangat menentukan keberhasilan partisipasi.”

Penelitian ini melibatkan 13 praktik dokter umum (GP) di London Barat dengan lebih dari 12.000 wanita yang sudah lewat batas waktu pemeriksaan. Mereka dibagi dalam dua kelompok: satu kelompok mendapatkan penawaran langsung dari dokter saat datang ke klinik untuk alasan lain, dan satu kelompok lainnya tidak. 

Hasilnya mencengangkan—lebih dari separuh wanita yang ditawari langsung alat tes mandiri saat janji dokter, bersedia menggunakannya dan mengembalikannya. Tepatnya, 52% dari mereka berpartisipasi. 

Sebaliknya, hanya 12% yang merespons saat alat dikirim lewat pos, dan hanya 5% saat hanya ditawari lewat surat.

“Ini menunjukkan bahwa pendekatan langsung, dari mulut ke mulut oleh tenaga medis yang dipercaya, sangat ampuh dalam mendorong perempuan untuk menjalani skrining,” tambah Profesor Sasieni. 

Meski begitu, pendekatan sistematis lewat pengiriman massal juga tetap penting karena bisa menjangkau lebih banyak orang yang tidak datang ke klinik sama sekali. Kombinasi keduanya bisa jadi strategi terbaik.

Dr. Anita Lim dari King's College London menambahkan, "Tes mandiri ini memberi kontrol penuh kepada perempuan atas bagaimana dan kapan mereka ingin skrining. Di uji coba YouScreen sebelumnya, kami melihat efektivitasnya, dan studi ini menguatkan bukti bahwa cara penawaran yang lebih personal bisa memperbesar dampaknya.”

Tidak hanya akademisi, organisasi kanker juga menyambut baik hasil penelitian ini. Fiona Osgun dari Cancer Research UK menyebutkan bahwa sekitar sepertiga wanita di Inggris tidak melakukan skrining tepat waktu karena berbagai alasan. 

“Pemerintah telah memutuskan untuk meluncurkan kit tes mandiri di seluruh Inggris, dan studi ini menunjukkan bahwa membagikannya saat kunjungan dokter bisa jadi solusi nyata untuk menjangkau lebih banyak orang,” ujarnya. 

Ia juga menekankan pentingnya bertindak cepat jika ada gejala—tidak perlu menunggu undangan skrining.

Setiap tahunnya, sekitar 3.300 wanita di Inggris didiagnosis kanker serviks. Tanpa program skrining, jumlah ini bisa melonjak hingga 8.000 kasus. 

Sayangnya, partisipasi dalam program ini terus menurun. Pada tahun 2024, hanya 66% wanita yang mengikuti skrining, turun dari angka 80% di masa lalu.

Meski vaksin HPV yang diberikan sejak remaja sangat efektif mencegah kanker serviks, bagi mereka yang belum divaksinasi saat muda, skrining rutin tetap menjadi satu-satunya cara untuk menurunkan risiko hingga 80%.

Dengan alat tes yang mudah digunakan dan cara penawaran yang lebih manusiawi, peluang untuk mencegah kanker serviks kini lebih besar dari sebelumnya. Bukan soal seberapa canggih alatnya, tapi bagaimana kita menyentuh kehidupan dengan pendekatan yang sederhana namun efektif.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment