Sahabat.com - Bayangkan jika suatu hari kamu hanya perlu mengembuskan napas ke alat kecil untuk tahu apakah tubuhmu mengidap kanker darah. Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, ya?
Tapi, penelitian terbaru dari Queen Mary University of London membuktikan kalau ide ini bisa jadi kenyataan!
Para peneliti menemukan bahwa molekul yang keluar lewat napas bisa menjadi petunjuk awal adanya kanker darah di tubuh kita. Yap, cukup dari napas saja!
Setiap tahun, sekitar 40 ribu orang di Inggris didiagnosis kanker darah, dan sayangnya, 16 ribu di antaranya kehilangan nyawa. Yang bikin diagnosis kanker darah ini rumit adalah gejalanya yang seringkali nggak jelas—lelah, turun berat badan—mirip banget sama gejala umum lain. Biasanya, butuh tes mahal seperti CT scan atau biopsi yang nggak selalu mudah diakses, apalagi di daerah terpencil.
Nah, penelitian ini memberikan harapan baru lewat alat bernama ReCIVA Breath Sampler, semacam breathalyzer yang bisa mengendus ‘sidik jari kimia’ dalam napas kita.
Dr. John Riches dari Barts Cancer Institute bilang, “Sebelumnya, kita tahu breath test bisa bantu deteksi kanker paru-paru. Tapi belum pernah ada yang mencari tahu apakah sel kanker darah juga melepas molekul yang bisa tercium lewat napas.”
Dan ternyata, jawabannya: bisa banget!
Tim peneliti mengambil sampel napas dari 46 pasien kanker darah dan 28 orang sehat menggunakan teknologi dari Owlstone Medical. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien dengan limfoma agresif punya kadar molekul tertentu dalam napas mereka yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang sehat. Molekul ini muncul ketika lemak dalam sel kita rusak karena stres oksidatif—proses yang diketahui berkaitan dengan perkembangan kanker.
Keunggulan alat ini adalah kesederhanaannya: cepat, murah, dan bisa dibawa ke mana saja. Cocok banget buat daerah-daerah yang minim fasilitas medis atau dokter spesialis.
Dr. Riches bahkan membayangkan, “Suatu hari nanti, dokter bisa langsung melakukan tes napas di ruang periksa, dan hasilnya keluar hanya dalam hitungan detik.”
Tentu saja, masih dibutuhkan riset lanjutan untuk menyempurnakan alat ini—terutama soal bagaimana molekul-molekul ini bisa muncul di napas dan tipe limfoma mana saja yang paling bisa dideteksi. Tapi para peneliti optimis ke depannya, proses yang kini butuh waktu 10 menit bisa dipersingkat jadi cuma beberapa detik.
Teknologi ini bisa jadi game-changer dalam dunia medis, terutama di negara-negara berkembang. Bayangkan betapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan hanya dengan satu hembusan napas.
0 Komentar
Ternyata ASI Punya Jam Alami, Waktu Penyimpanan Bisa Pengaruhi Tidur dan Imunitas Bayi
Terobosan Baru! Saraf Tulang Belakang Buatan di Lab Bisa Jadi Kunci Sembuhkan Kelumpuhan
Kehilangan Indra Penciuman Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Pemakaian Pemanis Buatan Ternyata Bisa Percepat Penuaan Otak
Satu Suntikan Antibiotik Ternyata Sama Ampuhnya untuk Sifilis
Morning Sickness Parah Bisa Hancurkan Harapan Ibu Hamil
Leave a comment