Sahabat.com - Peneliti baru-baru ini mengidentifikasi protein dan jalur biologis yang menghubungkan isolasi sosial dan kesepian dengan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan kematian, yang membuka peluang untuk pengembangan intervensi medis yang lebih tepat sasaran.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Human Behavior, tim peneliti meneliti tanda-tanda proteomik yang menghubungkan hubungan sosial, terutama isolasi sosial dan kesepian, dengan kesehatan dan hasil kematian. Meskipun hubungan sosial sangat penting untuk kesejahteraan, isolasi sosial dan kesepian telah terbukti meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti morbiditas dan mortalitas, yang sebanding dengan dampak merokok dan obesitas.
Dampak-dampak ini dimediasi oleh mekanisme seperti peradangan, respons antivirus, dan disregulasi sistem saraf simpatik serta sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal. Sebagai komponen penting dalam proses biologis dan sasaran obat, protein berperan dalam menjelaskan hubungan ini. Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa perubahan proteomik berperan dalam memediasi dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi sosial tersebut.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi protein dan jalur biologis spesifik yang dapat meningkatkan prediksi penyakit, pencegahan, serta strategi intervensi. Dalam penelitian ini, para peserta dari UK Biobank yang berjumlah lebih dari 500.000 orang yang berusia antara 40 hingga 69 tahun, menyediakan data yang kaya, mencakup genotipe, pencitraan resonansi magnetik, catatan kesehatan, serta biomarker darah dan urine.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial didefinisikan melalui faktor-faktor seperti tempat tinggal, frekuensi kontak sosial, dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan, sedangkan kesepian dievaluasi berdasarkan perasaan kesepian dan frekuensi interaksi dengan orang terdekat. Pengujian proteomik dilakukan pada sampel plasma dari 53.026 peserta, menghasilkan data tentang 2.920 protein setelah proses kontrol kualitas yang ketat.
Studi ini mencatat adanya hubungan signifikan antara protein-protein tertentu dengan isolasi sosial dan kesepian, di antaranya adalah GDF15 yang terkait dengan isolasi sosial dan PCSK9 yang terkait dengan kesepian. Selain itu, ditemukan pola proteomik yang sama pada isolasi sosial dan kesepian, dengan 22 protein yang terkait dengan keduanya. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa protein-protein ini terlibat dalam jalur imun dan sistem pelengkap yang memengaruhi berbagai hasil kesehatan.
Temuan lainnya menunjukkan bahwa protein-protein seperti adrenomedullin (ADM) dan asialoglycoprotein receptor 1 (ASGR1) memainkan peran penting dalam mediating hubungan antara kesepian dan penyakit-penyakit seperti penyakit kardiovaskular, demensia, serta kematian. Temuan ini menegaskan relevansi biologis protein-protein tersebut dalam konteks kesepian dan dampaknya terhadap kesehatan.
0 Komentar
Olahraga Dua Jam Seminggu Bisa Mengubah Hidup Anda
Minum Minuman Manis dapat Meningkatkan Risiko Kematian, Berikut adalah Pilihan Alternatifnya
Minum Kopi di Pagi Hari Lebih Baik untuk Kesehatan Jantung
Kelas Tari Bisa Meringankan Depresi pada Pasien Parkinson
Penelitian: Merokok Dapat Mempercepat Menopause pada Perempuan Sebelum Usia 45 Tahun
Payudara Wanita 19 Tahun Asal Kanada Membesar Empat Kali Lipat Setelah Vaksinasi Covid Pfizer
Berjalan Kaki Dapat Mengurangi Depresi, Temuan Penelitian
Leave a comment