Diet dan Bahan Kimia dari Makanan Bisa Tingkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

02 September 2025 17:36
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru mengungkap bahwa senyawa kimia dari kemasan makanan dan bahan tambahan pangan bisa memengaruhi hormon ibu hamil dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau preeklamsia.

Sahabat.com - Kehamilan adalah masa paling rentan dalam hidup seorang wanita, terutama terhadap paparan bahan kimia dari makanan, minuman, hingga produk sehari-hari. 

Penelitian terbaru mengungkap bahwa senyawa kimia dari kemasan makanan dan bahan tambahan pangan bisa memengaruhi hormon ibu hamil dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau preeklamsia.

Selama ini tes darah menjadi metode utama untuk memantau kondisi tersebut, tetapi cara ini invasif dan sulit dilakukan berulang kali. Kini, ilmuwan justru menemukan bahwa air liur bisa menjadi alternatif yang lebih praktis, aman, dan kaya informasi.

Dalam studi yang dipublikasikan di International Journal of Oral Science, peneliti dari Singapura, Amerika Serikat, dan Australia menganalisis sampel air liur dari 80 ibu hamil. 

Mereka menemukan lebih dari 700 metabolit dan ribuan hubungan signifikan antara bahan kimia lingkungan dengan metabolisme tubuh. Yang mengejutkan, bahan kimia dari makanan kemasan ternyata berhubungan dengan meningkatnya hormon stres seperti dopamin, norepinefrin, dan epinefrin yang bisa memicu tekanan darah tinggi pada ibu hamil.

Lebih jauh, penelitian ini menemukan adanya zat seperti toluena, stirena, kuinolin, dan kumarin dalam tubuh ibu hamil. Zat-zat ini umum digunakan dalam kemasan atau zat perasa makanan, dan pada ibu hamil dengan preeklamsia, kadarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil sehat.

Dr. Preethi Balan, penulis utama penelitian ini, mengatakan, “Air liur memberikan gambaran unik tentang bagaimana tubuh berinteraksi dengan lingkungannya. Temuan kami menunjukkan bahwa bahan kimia dalam kemasan makanan yang dianggap aman ternyata bisa memengaruhi hormon ibu hamil secara signifikan.”

Penemuan ini membuka peluang besar untuk menjadikan air liur sebagai alat pemantauan kesehatan ibu hamil yang noninvasif, murah, dan bisa dilakukan kapan saja. 

Selain menjadi cara praktis mendeteksi risiko komplikasi sejak dini, penelitian ini juga mengingatkan bahwa pilihan makanan sehari-hari ternyata bisa berdampak besar pada kesehatan ibu dan janin.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment