Diet Keto Bisa Lindungi Otak Anak dari Dampak Stres Sejak Dalam Kandungan

13 Oktober 2025 11:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan ini memberi harapan baru bagi dunia kesehatan mental dan gizi, khususnya dalam mencegah gangguan suasana hati serta masalah sosial di kemudian hari.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa diet keto — pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat — dapat melindungi perkembangan otak dari dampak stres sejak masa kehamilan. 

Temuan ini memberi harapan baru bagi dunia kesehatan mental dan gizi, khususnya dalam mencegah gangguan suasana hati serta masalah sosial di kemudian hari.

Riset yang dipresentasikan di Konferensi ECNP di Amsterdam dilakukan pada anak tikus yang induknya mengalami stres menjelang melahirkan. Setelah disapih, sebagian anak tikus diberi diet keto, sementara sisanya tetap dengan pola makan biasa. 

Hasilnya mencengangkan: anak tikus dengan diet keto memiliki risiko jauh lebih rendah mengalami gangguan sosial dan emosional.

Menurut Dr. Alessia Marchesin dari Universitas Milan, “Memberikan diet keto segera setelah disapih hampir sepenuhnya melindungi mereka dari dampak stres sebelum lahir. Diet ini bertindak seperti perisai bagi otak yang sedang berkembang, mencegah munculnya masalah sosial dan motivasi sejak dini.”

Dalam penelitian tersebut, hanya 22% anak jantan dan 12% anak betina yang mengalami gangguan akibat stres prenatal setelah menjalani diet keto — jauh lebih rendah dibanding kelompok kontrol yang mencapai 50%. 

Para ilmuwan juga menemukan bahwa laki-laki dan perempuan mendapat manfaat lewat mekanisme biologis yang berbeda: pada jantan, diet keto mengurangi peradangan, sementara pada betina, diet ini meningkatkan pertahanan antioksidan tubuh.

Dr. Marchesin menambahkan, “Jika hasil ini terbukti pada manusia, mungkin suatu hari kita bisa mengatasi beban jangka panjang akibat trauma sejak dalam kandungan hanya dengan mengatur pola makan anak-anak berisiko.” 

Ia juga mencatat bahwa tikus yang menjalani diet keto tumbuh sedikit lebih lambat, sehingga manfaat tersebut bisa juga terkait dengan penurunan asupan kalori.

Komentar datang dari Dr. Aniko Korosi, profesor di Universitas Amsterdam, yang menyebut riset ini sebagai langkah penting dalam bidang psikiatri nutrisi (nutritional psychiatry). 

“Peran nutrisi dalam menjaga kesehatan mental semakin diakui. Studi ini menunjukkan bahwa dampak stres prenatal dapat dimodulasi lewat diet — hal yang sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.

Temuan ini membuka peluang baru dalam dunia medis dan gaya hidup sehat: bahwa makanan yang kita konsumsi bukan hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga pada keseimbangan mental dan emosional. Meskipun masih perlu uji coba pada manusia, hasil ini memperkuat ide bahwa kesehatan mental bisa dimulai dari dapur.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment