Empat Kebiasaan di Dapur yang Diam-Diam Bisa Bikin Kamu Sakit

31 Oktober 2025 19:26
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi daging mentah di dekat sayuran segar yang bisa memicu kontaminasi silang.

Sahabat.com - Setiap hari, banyak orang memasak tanpa sadar bahwa beberapa kebiasaan sederhana di dapur bisa memicu penyakit serius akibat makanan. Di Amerika Serikat saja, keracunan makanan menyebabkan lebih dari 120 ribu rawat inap dan 3 ribu kematian setiap tahun. Kabar baiknya, hal itu bisa dicegah hanya dengan memperbaiki rutinitas kecil saat memasak.

Menurut Dr. Michael Levine, ahli darurat dari UCLA Health, kesalahan paling sering terjadi adalah tidak mencuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama daging mentah atau seafood. 
“Tangan yang kotor bisa memindahkan bakteri berbahaya ke makanan atau ke tubuh saat kita menyentuh wajah,” ujarnya. 

Gunakan sabun dan air hangat selama minimal 20 detik, terutama di sela jari dan kuku, sebelum menyentuh makanan.
Kesalahan kedua adalah tidak memasak makanan hingga matang sempurna. Daging ayam, sapi, atau ikan yang belum matang bisa menjadi sumber bakteri seperti Salmonella dan E. coli. 

“Gunakan termometer makanan agar suhu dalam daging benar-benar aman,” kata Levine. Idealnya, ayam harus mencapai suhu 74°C, sementara daging sapi cukup 63°C.

Kesalahan berikutnya yang sering diabaikan adalah membiarkan sisa makanan terlalu lama di suhu ruang. Bakteri berkembang cepat pada suhu antara 4°C hingga 60°C. Karena itu, pastikan sisa makanan segera dimasukkan ke kulkas maksimal dua jam setelah disajikan. Suhu kulkas sebaiknya diatur tidak lebih dari 4°C agar tetap aman.

Terakhir, hindari kontaminasi silang di dapur. Menurut Dr. Ahmed Abdelhamid dari Michigan State University, menggunakan talenan yang sama untuk daging mentah dan sayuran bisa menyebarkan kuman berbahaya. 

“Gunakan talenan terpisah dan cuci semua peralatan dengan air panas dan sabun,” jelasnya.

Gejala keracunan makanan umumnya meliputi mual, muntah, diare, dan sakit perut. Jika gejala berlangsung lama atau disertai demam tinggi, segera konsultasi ke dokter.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment