Fakta Mengejutkan! Ayah yang Merokok Saat Remaja Bisa Bikin Anak Cepat Tua

29 September 2025 13:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam Kongres European Respiratory Society (ERS) di Amsterdam mengungkap bahwa anak-anak dari ayah yang mulai merokok di usia 15 tahun atau lebih muda cenderung mengalami penuaan biologis lebih cepat dibandingkan usia kronologis mereka. Artinya, tubuh mereka seolah menua lebih cepat dari seharusnya.

Sahabat.com - Siapa sangka kebiasaan merokok saat remaja ternyata bisa meninggalkan jejak sampai ke generasi berikutnya. 

Penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam Kongres European Respiratory Society (ERS) di Amsterdam mengungkap bahwa anak-anak dari ayah yang mulai merokok di usia 15 tahun atau lebih muda cenderung mengalami penuaan biologis lebih cepat dibandingkan usia kronologis mereka. Artinya, tubuh mereka seolah menua lebih cepat dari seharusnya.

Para peneliti menjelaskan bahwa masa pubertas adalah periode sensitif, di mana sel sperma masih berkembang. Jika remaja laki-laki mulai merokok di fase ini, kerusakan bisa terjadi pada materi genetik sperma yang kemudian diwariskan ke anak-anaknya. 

Analisis darah pada 892 partisipan berusia 7 hingga 50 tahun menunjukkan bahwa anak-anak dari ayah yang merokok sejak pubertas memiliki umur biologis sekitar 9 hingga 15 bulan lebih tua daripada usia mereka yang sebenarnya. 

“Penelitian kami menunjukkan bahwa merokok di masa pubertas tidak hanya membahayakan si perokok, tapi juga bisa menimbulkan dampak bagi keturunannya,” kata Dr. Juan Pablo López-Cervantes dari University of Bergen, Norwegia, yang memimpin penelitian ini.

Efek penuaan biologis lebih cepat ini sangat penting, karena sebelumnya sudah terbukti berhubungan dengan risiko penyakit kronis seperti kanker, demensia, hingga radang sendi. 

Dr. López-Cervantes menambahkan, “Meskipun penelitian ini masih awal, hasilnya sangat relevan untuk mengingatkan para remaja laki-laki bahwa kebiasaan merokok atau penggunaan nikotin bisa memberi dampak jangka panjang, bahkan untuk anak-anak mereka kelak.”

Komentar juga datang dari Dr. Stamatoula Tsikrika, Ketua kelompok ahli European Respiratory Society untuk pengendalian tembakau, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Ia menegaskan, “Kita semua tahu rokok menyebabkan asma, kanker, hingga penyakit paru obstruktif kronis. Namun, yang mulai jelas sekarang adalah kerusakan akibat merokok dapat berlangsung lintas generasi. Penelitian ini memperingatkan bahwa remaja laki-laki yang mulai merokok di usia 15 atau lebih muda bisa menurunkan kerusakan itu kepada anak-anak mereka.” 

Ia juga menyoroti tren meningkatnya vaping di kalangan remaja, yang efek jangka panjangnya terhadap generasi mendatang masih belum diketahui.

Penemuan ini menjadi pengingat keras bahwa pencegahan merokok di kalangan remaja harus menjadi prioritas. Bukan hanya demi kesehatan mereka sendiri, tetapi juga untuk melindungi generasi berikutnya dari dampak yang bisa diwariskan. 

Jadi, sebelum menyalakan rokok pertama di masa remaja, ada baiknya dipikirkan kembali karena risikonya bisa jauh lebih besar dari yang dibayangkan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment