Sahabat.com - Saat bicara soal kehamilan, kita seringkali membayangkannya sebagai momen bahagia penuh harapan. Tapi di balik perut yang membesar dan senyum penuh cinta, ternyata ada masalah serius yang mengintai: kekurangan nutrisi.
Yup, penelitian terbaru dari British Nutrition Foundation mengungkap bahwa banyak calon ibu di Inggris tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup — dan ini bukan sekadar soal makan lebih banyak.
Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar wanita hamil di Inggris kekurangan nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, vitamin D, dan yodium.
Yang bikin lebih prihatin, cuma sekitar 20% yang mengonsumsi suplemen asam folat sebelum hamil, padahal ini sangat penting buat perkembangan otak janin di awal kehamilan.
“Kalau cadangan yodium sudah cukup bahkan sebelum hamil, perkembangan otak bayi bisa lebih optimal sejak minggu-minggu awal,” jelas para peneliti dalam laporan mereka.
Menariknya, walau Inggris punya panduan kesehatan resmi, kenyataannya para ibu sering menerima saran gizi yang nggak konsisten. Banyak yang malah mengandalkan panduan dari Amerika karena Inggris belum punya target kenaikan berat badan resmi selama kehamilan.
Alhasil, banyak ibu yang kebingungan harus percaya yang mana. Apalagi kalau mereka berasal dari kelompok rentan seperti remaja, ekonomi rendah, perokok, atau mengalami ketidakamanan pangan.
“Remaja hamil itu tubuhnya sendiri masih butuh banyak nutrisi, jadi bayinya harus ‘berebut’ dengan ibunya untuk zat gizi seperti kalsium dan zat besi,” jelas laporan tersebut.
Salah satu sisi positifnya, semakin banyak yang beralih ke pola makan berbasis nabati. Tapi meskipun diet ini punya banyak manfaat, tetap ada risiko kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12, kalsium, omega-3, dan zat besi.
Jadi, penting banget buat mereka yang memilih pola makan nabati untuk lebih sadar soal fortifikasi makanan dan suplemen tambahan, seperti DHA dari alga dan vitamin B12.
Masalah lain yang mencuat adalah pengelolaan berat badan. Lebih dari 20% wanita hamil di Inggris mengalami obesitas saat hamil, dan kenaikan berat badan berlebihan bisa memicu risiko serius seperti diabetes gestasional, preeklampsia, kelahiran prematur, bahkan obesitas jangka panjang bagi ibu dan anak.
WHO dan NICE sebenarnya sudah punya panduan, tapi perbedaannya dengan organisasi lain malah bikin bingung sebagian tenaga kesehatan. Ini membuktikan pentingnya penyampaian informasi yang jelas dan konsisten.
Dan satu hal lagi yang perlu dicatat: alkohol. Bahkan dalam jumlah sedikit, konsumsi alkohol sebelum dan selama awal kehamilan bisa mengganggu penyerapan folat dan meningkatkan risiko keguguran atau gangguan perkembangan janin. Jadi, sebaiknya stop minum sejak mulai merencanakan kehamilan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa momen kehamilan adalah peluang emas untuk mengubah kebiasaan makan menjadi lebih sehat — bukan cuma demi bayi, tapi juga buat kesehatan jangka panjang keluarga.
Dengan kombinasi diet seimbang, suplemen yang tepat, edukasi tentang keamanan pangan (hindari hati, keju dan daging berisiko, serta batasi kafein maksimal 200 mg per hari), dan pendekatan yang personal, masa depan generasi berikutnya bisa lebih sehat.
Para tenaga kesehatan juga didorong untuk lebih peka pada budaya dan kondisi sosial-ekonomi pasien, karena satu solusi belum tentu cocok untuk semua.
Jadi, buat kamu yang sedang merencanakan kehamilan atau lagi hamil, jangan anggap remeh soal gizi. Ini bukan cuma tentang makan lebih banyak, tapi makan lebih tepat. Karena apa yang kamu makan hari ini, bisa menentukan masa depan si kecil nanti.
0 Komentar
Jangan Salah Langkah! Tes Biomarker Ini Bisa Menyesatkan Keputusan Pengobatan Kanker Payudara
Kabar Baik! Penderita Demensia Kini Bisa Hidup Lebih Lama, Ini Alasannya yang Bikin Kaget
Mengapa Makin Banyak Anak Muda Kena Kanker Usus? Fakta Mengejutkan Ini Bikin Merinding!
Fakta Mengejutkan: Ibu Hamil di Inggris Kekurangan Nutrisi Penting, Ini Dampaknya untuk Bayi!
Obat Baru Ini Bisa Blokir Kanker Tanpa Efek Samping Berat
Leave a comment