Sahabat.com - Siapa bilang demensia selalu identik dengan kabar buruk? Sebuah studi internasional yang dipimpin oleh peneliti dari University of Waterloo justru membawa angin segar.
Dalam penelitian ini, para ahli menemukan bahwa harapan hidup orang yang didiagnosis demensia ternyata semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir! Yap, kabar ini tentu jadi harapan baru bagi jutaan keluarga di seluruh dunia.
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 1,2 juta orang berusia di atas 60 tahun yang hidup dengan demensia, di delapan wilayah global berbeda, termasuk Ontario, Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Finlandia, Jerman, dan Selandia Baru. Menariknya, di lima wilayah seperti Ontario, angka kematian akibat demensia menunjukkan penurunan. Artinya? Mereka yang didiagnosis demensia sekarang punya peluang hidup yang lebih baik dibandingkan dua dekade lalu.
Menurut Dr. Hao Luo, asisten profesor dari School of Public Health Sciences sekaligus pemimpin studi ini, peningkatan angka harapan hidup ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemajuan dalam pencegahan dan perawatan demensia, termasuk pengobatan yang lebih efektif dan pendekatan psikososial yang makin personal.
“Pengetahuan tentang harapan hidup setelah diagnosis demensia sangat penting bagi penderita dan keluarganya, supaya mereka bisa membuat keputusan perawatan yang lebih bijak. Ini juga membantu dokter memberikan perawatan yang lebih baik dan pembuat kebijakan memahami beban nyata penyakit ini dalam sistem kesehatan,” jelas Dr. Luo.
Namun, ada satu wilayah yang justru menunjukkan tren sebaliknya—Selandia Baru. Di sana, risiko kematian justru meningkat antara tahun 2014 dan 2018. Apa yang terjadi? Ternyata, hal ini berkaitan dengan perubahan sistem layanan kesehatan mereka.
“Kami cukup terkejut melihat peningkatan risiko kematian di Selandia Baru. Tapi kemudian kami menemukan bahwa hal ini terjadi seiring dengan upaya nasional untuk memindahkan diagnosis dan penanganan demensia ringan ke layanan primer, demi meringankan beban spesialis. Sayangnya, ini membuat banyak pasien baru ditangani di rumah sakit ketika kondisi mereka sudah lebih parah,” ujar Dr. Luo lagi.
Meski begitu, kabar baiknya adalah bahwa di sebagian besar wilayah—yang mencakup 84 persen partisipan studi—tren harapan hidup justru membaik. Negara-negara seperti Kanada, Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Finlandia, dan Jerman bahkan telah memiliki strategi nasional untuk menangani demensia, atau sedang dalam proses menyusunnya. Jadi, bisa dibilang dunia sedang bergerak ke arah yang lebih positif dalam menangani penyakit ini.
Ke depannya, Dr. Luo juga berencana meneliti bagaimana penyakit penyerta atau komorbiditas mempengaruhi harapan hidup penderita demensia.
“Dalam studi ini, kami menggunakan pendekatan yang distandarisasi, jadi ada beberapa kompromi, termasuk tidak memasukkan variabel penyakit penyerta. Nantinya, saya ingin memahami lebih dalam bagaimana pola penyakit tambahan ini memengaruhi ketahanan hidup pasien demensia,” ungkapnya.
Dengan penanganan yang makin personal, sistem kesehatan yang makin adaptif, dan riset yang terus berkembang, masa depan para penyintas demensia tampaknya tak lagi sekelam yang kita bayangkan. Semoga tren ini terus membaik, ya!
0 Komentar
Jangan Salah Langkah! Tes Biomarker Ini Bisa Menyesatkan Keputusan Pengobatan Kanker Payudara
Kabar Baik! Penderita Demensia Kini Bisa Hidup Lebih Lama, Ini Alasannya yang Bikin Kaget
Mengapa Makin Banyak Anak Muda Kena Kanker Usus? Fakta Mengejutkan Ini Bikin Merinding!
Fakta Mengejutkan: Ibu Hamil di Inggris Kekurangan Nutrisi Penting, Ini Dampaknya untuk Bayi!
Obat Baru Ini Bisa Blokir Kanker Tanpa Efek Samping Berat
Leave a comment