Waspada! Barang Sehari-hari Ini Diam-diam Bisa Picu Asma pada Balita

07 Juli 2025 17:53
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ternyata, penyebabnya bisa datang dari hal-hal tak terduga yang setiap hari ada di rumah—mulai dari sampo sampai kemasan makanan.

Sahabat.com - Bayangkan ini: anak-anak yang tampak sehat, ceria, dan aktif tiba-tiba sering batuk, sesak napas, bahkan terkena asma. 

Ternyata, penyebabnya bisa datang dari hal-hal tak terduga yang setiap hari ada di rumah—mulai dari sampo sampai kemasan makanan. 

Yup, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa paparan bahan kimia dari plastik sebelum usia lima tahun bisa meningkatkan risiko asma dan gangguan pernapasan lainnya pada anak.

Dalam studi besar yang melibatkan lebih dari 5.000 anak dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sejak dalam kandungan sudah terpapar bahan kimia bernama phthalates dan bisphenols punya risiko lebih tinggi mengalami mengi, asma, hingga rhinitis saat masih balita. 

"Kami menemukan bahwa paparan pada trimester pertama ke senyawa seperti BPS meningkatkan risiko asma lebih dari dua kali lipat," ungkap tim peneliti. 

Yang mengejutkan, paparan bahan ini di trimester kedua juga berkaitan erat dengan perkembangan gejala asma.

Apa sih sebenarnya phthalates dan bisphenols ini? Kedua zat ini ada hampir di mana-mana—mainan anak, sabun, botol plastik, bahkan produk perawatan tubuh. Meskipun terkesan sepele, bahan-bahan ini bisa bertindak sebagai pengganggu hormon alias endocrine-disrupting chemicals (EDCs), yang berpotensi mengacaukan perkembangan tubuh anak sejak dini.

Salah satu pelaku utamanya adalah MCPP, salah satu metabolit phthalate. Senyawa ini terbukti berkaitan dengan peningkatan risiko rhinitis saat masih dalam kandungan, dan juga meningkatkan kemungkinan anak mengalami mengi setelah lahir. 

Bahkan, campuran beberapa jenis phthalates yang ditemukan secara bersamaan dalam tubuh anak dapat meningkatkan risiko mengi hingga 14 persen. Ini bukan angka kecil kalau kita bicara soal kesehatan jangka panjang.

Walaupun dampaknya terdengar cukup mencemaskan, para peneliti mengingatkan bahwa efeknya tergolong sedang pada tingkat individu. Tapi jangan salah, jika dilihat secara populasi, ini bisa jadi masalah besar. 

Menariknya, paparan DEHP—salah satu jenis phthalates—justru berhubungan dengan penurunan risiko eksim. Namun, peneliti mengingatkan bahwa hasil aneh ini bisa saja muncul karena faktor lain, misalnya anak dengan eksim mungkin memakai lebih banyak produk perawatan yang justru menambah paparan bahan kimia ini.

Yang juga perlu dicatat, perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan tidak terlalu signifikan dalam hal dampak paparan ini. Tapi waktu paparan selama kehamilan ternyata sangat menentukan. Paparan pada awal dan pertengahan kehamilan terbukti punya efek yang lebih kuat dibandingkan akhir kehamilan.

Sayangnya, untuk bahan seperti BPA dan bisphenol lainnya, penelitian ini belum bisa menarik kesimpulan yang pasti. Kemungkinan besar karena kadar paparan yang terlalu rendah untuk bisa dianalisis dengan kuat. Tapi ini bukan berarti kita bisa tenang—karena efek jangka panjang masih perlu diteliti lebih lanjut.

Intinya, walaupun kita tidak bisa sepenuhnya menghindari plastik dalam kehidupan sehari-hari, langkah kecil seperti mengurangi penggunaan wadah plastik saat memanaskan makanan, memilih produk bebas BPA dan phthalates, serta lebih teliti dalam membaca label bisa jadi cara awal untuk melindungi si kecil dari bahaya yang tak terlihat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment