Sahabat.com - Bayangkan ada obat kanker yang bisa menghambat pertumbuhan tumor tanpa bikin kadar gula darah melonjak—ini bukan fiksi ilmiah, tapi kenyataan yang mulai terwujud!
Obat baru bernama BBO-10203 sedang jadi perbincangan hangat di dunia medis.
Diciptakan lewat kerja sama canggih antara Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), BridgeBio Oncology Therapeutics (BBOT), dan Frederick National Laboratory for Cancer Research (FNLCR), obat ini bisa jadi titik balik dalam pengobatan kanker yang selama ini penuh risiko efek samping.
Kuncinya? Obat ini menarget jalur RAS-PI3Kα, yang selama ini dikenal sebagai 'zona sulit disentuh' dalam dunia kanker. Tapi berbeda dengan obat-obatan sebelumnya, BBO-10203 tidak menyebabkan hiperglikemia alias lonjakan gula darah—masalah yang kerap muncul saat pengobatan kanker tertentu diberikan. Jadi, ini bukan cuma soal menghambat kanker, tapi juga menjaga kualitas hidup pasien.
Felice Lightstone dari LLNL mengatakan dengan antusias, “Ini adalah serangan presisi terhadap kelemahan utama kanker yang sudah lama dicari.”
Ia juga menambahkan, keberhasilan ini berkat pendekatan komputasi super yang mempercepat proses desain obat—yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun—jadi hanya dalam hitungan tahun saja.
Disebut juga sebagai si “pemutus” alias breaker, BBO-10203 bekerja dengan cara memutus hubungan antara dua protein penting penyebab kanker: RAS dan PI3Kα. Kedua protein ini sering bermutasi dan memicu pertumbuhan sel kanker yang cepat. Tapi yang keren, BBO-10203 bisa menghentikan sinyal tersebut tanpa mengganggu fungsi tubuh normal, terutama dalam mengatur gula darah.
Dalam berbagai uji laboratorium dan percobaan hewan, hasilnya menjanjikan. BBO-10203 mampu menghambat pertumbuhan berbagai jenis kanker seperti kanker payudara, paru-paru, dan usus besar, apalagi yang disebabkan oleh mutasi HER2, PIK3CA, atau KRAS. Lebih menarik lagi, obat ini juga meningkatkan efektivitas terapi yang sudah ada.
Bisa dibayangkan, suatu hari nanti kita mungkin hanya perlu kombinasi sederhana untuk melawan kanker ganas.
Perjalanan menuju penemuan ini dimulai tahun 2018 saat para ilmuwan FNLCR mempelajari struktur protein dan bagaimana keduanya saling menempel.
Salah satu ilmuwan kunci, Dhirendra Simanshu, menjelaskan, “Kami berhasil menemukan cara pertama di dunia untuk memutus interaksi antara dua pendorong utama kanker, tanpa mengganggu sinyal insulin. Ini terobosan besar yang membuktikan kekuatan kolaborasi antara BBOT, LLNL, dan National Cancer Institute.”
Awalnya, mereka memakai senyawa perekat molekul untuk menstabilkan hubungan antara RAS dan PI3Kα. Tapi kemudian mereka membalik ide tersebut dan menciptakan “pemutus”-nya. Lewat proses iteratif bersama BBOT dan platform komputasi canggih LCADD milik LLNL, mereka menyempurnakan senyawa tersebut jadi kandidat obat yang stabil, selektif, dan mudah diserap tubuh.
Proses ini jadi bagian dari revolusi desain obat berbasis komputasi super. Dalam enam tahun terakhir, kerja sama ini telah menghasilkan tiga calon obat kanker yang masuk uji klinis. BBO-10203 adalah yang kedua, menyusul BBO-8520 yang fokus pada kanker paru akibat mutasi KRASG12C.
Pedro Beltran dari BBOT mengungkapkan, “Inilah masa depan penemuan obat kanker—lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih langsung.”
Ia juga menyebut hasil awal ini sangat menjanjikan, apalagi untuk kanker-kanker yang selama ini dianggap tak bisa disentuh dengan terapi konvensional.
Saat ini, uji klinis tahap pertama BBO-10203 tengah berlangsung. Pesertanya adalah pasien kanker stadium lanjut seperti kanker payudara, usus besar, dan paru-paru. Uji ini fokus pada keamanan, dosis, dan efektivitas awal. Lewat pendekatan ini, mereka bisa mendesain obat secara virtual sebelum dibuat di lab—menghemat waktu, biaya, dan risiko kegagalan.
Lightstone menegaskan, “Kami bekerja lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas. Kami gabungkan superkomputer, kimia, dan biologi mutakhir—dan hasilnya bisa langsung dirasakan.”
Kini, tim peneliti masih terus memantau perkembangan data klinis. Tapi semangat dan harapan mereka sudah jelas: obat ini bisa membuka jalan bagi generasi baru terapi kanker yang lebih aman, lebih efektif, dan akhirnya, memberi harapan nyata untuk masa depan tanpa kanker.
0 Komentar
Jangan Salah Langkah! Tes Biomarker Ini Bisa Menyesatkan Keputusan Pengobatan Kanker Payudara
Kabar Baik! Penderita Demensia Kini Bisa Hidup Lebih Lama, Ini Alasannya yang Bikin Kaget
Mengapa Makin Banyak Anak Muda Kena Kanker Usus? Fakta Mengejutkan Ini Bikin Merinding!
Fakta Mengejutkan: Ibu Hamil di Inggris Kekurangan Nutrisi Penting, Ini Dampaknya untuk Bayi!
Obat Baru Ini Bisa Blokir Kanker Tanpa Efek Samping Berat
Leave a comment