Fakta Mengejutkan! Tisu Bambu Ternyata Tak Se-Ramah Lingkungan yang Kamu Kira

04 November 2025 12:36
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Tisu bambu dari Tiongkok ternyata meninggalkan jejak karbon lebih besar dibanding tisu kayu.

Sahabat.com - Selama ini banyak orang memilih tisu berbahan bambu karena percaya produk tersebut lebih ramah lingkungan dibanding tisu kayu. Namun, penelitian baru dari North Carolina State University (NC State) justru mengungkap fakta sebaliknya. 

Meski bambu dikenal sebagai tanaman cepat tumbuh dan “hijau”, proses produksinya di Tiongkok ternyata meninggalkan jejak karbon yang lebih besar dibanding produksi tisu kayu di Amerika Utara.

Peneliti NC State menganalisis perbandingan antara tisu bambu dari Tiongkok dan tisu kayu yang dibuat di Amerika Serikat serta Kanada. Hasilnya mengejutkan: bahan bambu memang tidak menghasilkan emisi lebih tinggi dari kayu, tetapi energi yang digunakan dalam proses produksinya — yang sebagian besar berasal dari batu bara — membuat total emisi karbon meningkat signifikan.

Menurut Naycari Forfora, kandidat doktor di NC State sekaligus penulis utama studi ini, “Teknologi produksi dan sumber energi jauh lebih berpengaruh terhadap emisi karbon dibanding jenis serat yang digunakan.” 

Ia menegaskan, karena jaringan listrik di Tiongkok masih sangat bergantung pada batu bara, emisi yang dihasilkan dari rantai pasok tisu bambu menjadi lebih tinggi.

Sementara itu, Profesor Ronalds Gonzalez, salah satu penulis studi, menambahkan bahwa bambu tidak otomatis lebih ramah lingkungan. 

“Bambu adalah tanaman seperti lainnya, dan melalui proses produksi yang mirip dengan kayu. Karena pabrik di Tiongkok masih mengandalkan batu bara, jejak karbonnya pun jadi lebih besar,” jelasnya.

Penelitian tersebut mencatat, satu ton tisu bambu yang diproduksi di Tiongkok menghasilkan sekitar 2.400 kilogram karbon dioksida ekuivalen, sementara tisu kayu di Amerika Serikat hanya sekitar 1.824 kilogram. Namun, jika bambu diproduksi di daerah dengan sumber energi yang lebih bersih, dampak lingkungannya bisa berkurang drastis.

Temuan ini mengingatkan kita bahwa label “ramah lingkungan” tidak selalu sesederhana bahan dasarnya. Cara dan tempat produksi memegang peran besar dalam menentukan seberapa hijau sebuah produk sebenarnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment