Gangguan Tidur Ternyata Tanda Utama Penyakit Hati yang Paling Umum

05 Desember 2024 12:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebagian besar pasien MASLD yang terlibat dalam penelitian ini mengalami obesitas, dan 80% di antaranya memiliki sindrom metabolik.

Sahabat.com - Penyakit Hati Steatosis yang Terkait dengan Disfungsi Metabolik (MASLD) kini semakin meningkat prevalensinya di berbagai belahan dunia, seiring dengan meningkatnya obesitas dan gaya hidup sedentari. 

MASLD (sebelumnya dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol) kini menjadi gangguan hati yang paling umum, memengaruhi 30% orang dewasa dan antara 7% hingga 14% anak-anak dan remaja. Diprediksi prevalensi ini akan meningkat lebih dari 55% pada tahun 2040.

Mereka yang menderita MASLD berisiko lebih tinggi terhadap diabetes, kanker hati, kanker non-hati, penyakit ginjal kronis, kehilangan otot terkait usia, serta penyakit kardiovaskular.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan gangguan pada jam biologis tubuh dan siklus tidur dengan perkembangan MASLD. Namun, Akademi Tidur Amerika merekomendasikan agar pengukuran objektif, bukan hanya kuesioner tidur subyektif, digunakan untuk membuktikan hubungan hipotetis antara gangguan tidur, ritme sirkadian, MASLD, dan MASH (penyakit hati berlemak steatosis yang lebih parah).

MASH adalah bentuk MASLD yang lebih parah, di mana hati mengalami kerusakan akibat peradangan dan jaringan parut yang disebabkan oleh penumpukan lemak abnormal.

Peningkatan Fragmentasi Tidur pada Penderita MASLD

Penelitian terbaru menunjukkan, untuk pertama kalinya, dengan menggunakan metode objektif 24/7 actigraphy, bahwa ritme tidur-bangun pada pasien MASLD memang berbeda dibandingkan dengan individu sehat. Pasien dengan MASLD menunjukkan fragmentasi tidur yang signifikan, dengan sering terbangun di malam hari dan periode terjaga yang lebih panjang. 

Dr. Sofia Schaeffer, peneliti postdoctoral di Universitas Basel dan Pusat Universitas Basel untuk Penyakit Gastrointestinal dan Hati, menjelaskan bahwa pengukuran actigraphy menunjukkan pasien MASLD terbangun 55% lebih sering di malam hari, dan terjaga 113% lebih lama setelah tertidur, dibandingkan dengan sukarelawan sehat.

Metode Actigraphy untuk Pengukuran Tidur

Actigraphy adalah teknik pemantauan aktivitas motorik dengan sensor yang dipasang di pergelangan tangan. Dalam penelitian ini, antara 2019 dan 2021, Schaeffer dan rekan-rekannya merekrut 46 pasien dewasa yang didiagnosis dengan MASLD, MASH, atau MASH dengan sirosis. Sebagai perbandingan, terdapat 8 pasien dengan sirosis hati yang tidak terkait MASH dan 16 sukarelawan sehat yang sebanding usianya. Semua peserta memakai actigraph yang melacak cahaya, aktivitas fisik, dan suhu tubuh.

Pada awal dan akhir periode empat minggu penelitian, para peserta menjalani pemeriksaan klinis, diwawancarai mengenai kebiasaan tidur mereka melalui kuesioner, dan mencatat pola tidur mereka dalam sebuah jurnal.

Tidur Terhambat oleh Stres PsikologisSebagian besar pasien MASLD yang terlibat dalam penelitian ini mengalami obesitas, dan 80% di antaranya memiliki sindrom metabolik. Pasien-pasien ini juga menunjukkan kadar trigliserida, glukosa puasa, dan insulin yang lebih tinggi dalam darah dibandingkan dengan peserta sehat, namun kadar kolesterol total, kolesterol LDL (jahat), dan kolesterol HDL (baik) mereka lebih rendah.

Meskipun pengukuran actigraphy tidak menunjukkan perbedaan dalam durasi tidur atau jumlah waktu yang dihabiskan di tempat tidur, data menunjukkan gangguan tidur yang signifikan. Sebanyak 32% pasien MASLD melaporkan gangguan tidur yang disebabkan oleh stres psikologis, sementara hanya 6% dari sukarelawan sehat yang mengalami hal serupa.

Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Tidur

Upaya untuk meningkatkan kualitas tidur pasien MASLD dengan sesi edukasi tentang kebersihan tidur tunggal pada pertengahan studi tidak membuahkan hasil signifikan. Pengukuran menggunakan actigraphy maupun laporan subjektif tentang kualitas dan kuantitas tidur tidak menunjukkan perbaikan.

Christine Bernsmeier, profesor di Universitas Basel dan penulis senior penelitian ini, menyarankan agar penelitian selanjutnya mengeksplorasi sesi konseling tidur yang berkelanjutan atau intervensi lain seperti terapi cahaya, yang dikombinasikan dengan perubahan gaya hidup, untuk memperbaiki siklus tidur-bangun pada pasien MASLD.

Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai hubungan antara gangguan tidur dan MASLD, serta membuka jalan bagi pengembangan pengobatan yang lebih efektif di masa depan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment