Gula Darah Rendah Sebelum Hamil Bisa Tingkatkan Risiko Bayi Lahir Prematur

30 Juli 2025 16:13
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi terbaru dari Hong Kong dan Tiongkok mengungkap bahwa wanita yang mengalami hipoglikemia—kondisi gula darah rendah—sebelum hamil berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, berat lahir rendah, bahkan mengalami keguguran.

Sahabat.com - Sahabat, siapa sangka bahwa kadar gula darah yang terlalu rendah sebelum kehamilan bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu dan bayi? 

Sebuah studi terbaru dari Hong Kong dan Tiongkok mengungkap bahwa wanita yang mengalami hipoglikemia—kondisi gula darah rendah—sebelum hamil berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, berat lahir rendah, bahkan mengalami keguguran.

Penelitian besar ini melibatkan lebih dari 4,8 juta wanita Tiongkok yang mengikuti program pemeriksaan prakonsepsi gratis dari tahun 2013 hingga 2016. Dari data itu, sekitar 239 ribu wanita tercatat memiliki kadar gula darah rendah sebelum hamil. 

Dibandingkan dengan wanita yang kadar gulanya normal, mereka lebih rentan mengalami komplikasi selama kehamilan dan kelahiran.

Profesor Hanbin Wu dari Chinese University of Hong Kong yang memimpin studi ini mengatakan, “Temuan kami menyoroti pentingnya pemeriksaan kadar gula darah sebelum kehamilan, bukan hanya bagi wanita dengan diabetes, tetapi juga bagi yang terlihat sehat." 

Menurutnya, perhatian selama prakonsepsi seharusnya tidak hanya diberikan pada kadar gula tinggi (hiperglikemia), tapi juga pada kadar yang terlalu rendah.

Para peneliti juga menemukan bahwa efek gula darah rendah sebelum hamil bisa berbeda tergantung indeks massa tubuh (BMI) wanita. Misalnya, wanita dengan berat badan di bawah normal lebih berisiko mengalami keguguran, sementara yang kelebihan berat badan lebih kecil kemungkinan melahirkan bayi yang terlalu besar.

Glukosa adalah sumber energi utama tubuh, dan saat kadarnya tidak seimbang—baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah—risikonya bisa berdampak luas. Kondisi seperti ini sering kali tidak disadari karena gejalanya samar, padahal bisa berpengaruh besar pada kehamilan dan janin.

Itulah mengapa para ahli kini menyarankan agar wanita yang berencana hamil menjalani skrining kadar gula darah puasa (fasting plasma glucose) sebelum pembuahan terjadi. 

Langkah ini dianggap penting untuk mencegah komplikasi serius seperti kelahiran prematur dan cacat lahir.

“Pemeriksaan sebelum hamil adalah jendela intervensi terbaik untuk mencegah risiko kehamilan yang bisa dihindari,” ujar Wu. 

Ia juga menambahkan bahwa skrining prakonsepsi seharusnya menjadi rutinitas, apalagi untuk wanita usia subur yang sedang merencanakan kehamilan.

Penelitian ini membuka wawasan baru tentang pentingnya menjaga keseimbangan gula darah bahkan sebelum dua garis merah muncul. Jadi sahabat, sebelum mulai program hamil, jangan lupa cek kadar gula darah ya—karena langkah kecil bisa menyelamatkan masa depan si kecil.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment