Ibu Dua Anak Ini Mengira Flu Biasa, Ternyata Kanker Menyebar ke Seluruh Tubuh

10 November 2025 14:12
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Heather Quintana bersama tim medis di City of Hope setelah menjalani sesi radioterapi—momen penuh harapan di tengah perjuangan melawan kanker.

Sahabat.com - Ibu dari dua anak, Heather Quintana, awalnya hanya merasa mengalami pilek yang tak kunjung reda. 

“Saya pikir ini hanya flu sangat parah,” kata Heather. 

Namun gejala batuk berkepanjangan dan sesak napas terus mengganggu hingga akhirnya ia menjalani pemindaian CT dan ditemukan benjolan di paru-parunya. Setelah biopsi bronkoskopi, dokter memberinya kabar yang menakutkan: “Itu sel kanker.”

Hasil PET-scan menunjukkan kanker telah menyebar ke paru, hati, dan kelenjar getah bening. 

“Saya punya kanker di mana-mana,” ungkap Heather. 

Ia pun mengalami ketakutan dan berbicara jujur dengan suaminya, “Kalau sesuatu terjadi pada saya, kamu bisa menikah lagi.” 

Meski begitu, Heather kemudian bertemu tim medis di City of Hope dan di bawah pengawasan Dr. Ravi Salgia ia didiagnosa dengan kanker paru non-sel kecil (NSCLC) tahap 4 yang positif mutasi EGFR — kondisi yang tak bisa disembuhkan tapi bisa ditangani.

Dr. Salgia mengatakan: “Kita akan atur rencana pengobatan dan menyerang habis-habisan. Kamu siap?” Heather menjawab dengan tegas: “Ya, saya siap.” 

Ia pun menjalani terapi tertarget menggunakan obat baru serta kemoterapi, ditambah dengan radioterapi untuk ‘membersihkan’ sel kanker di tulang. 

“Saya merasa sangat didukung, mereka benar-benar merawat saya,” ujar Heather.

Setelah enam kali siklus pengobatan, Heather melihat hasilnya: kanker terus mengecil. 

“Saya tahu ini berhasil,” katanya kepada PEOPLE. 

Dari pengalaman tersebut, Heather berbagi pesan penting: “Jangan percaya hanya pada Dr. Google. Temukan tim medis yang membuat Anda nyaman dan tahu bahwa mereka memberikan regimen terbaik. Jangan terima yang kurang.”

Meski kini belum bisa mengatakan “selesai dan sembuh seratus persen”, Heather tetap menjalani kehidupan normal dan optimis: “Saya bisa terus hidup sangat normal… saya menjalani hari demi hari dan berharap suatu saat bisa ditemukan obat penyembuh.”

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment