Sahabat.com - Sebagai seorang ibu, mungkin Anda merasa terbebani dengan rutinitas yang padat, terutama selama musim liburan. Anda mungkin merasa harus menanggung semua tanggung jawab ini seorang diri. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa perasaan tersebut bukanlah hal yang mengada-ada, dan hal ini terjadi sepanjang tahun pada banyak ibu.
Studi yang diterbitkan di Jurnal Pernikahan & Keluarga baru-baru ini menunjukkan bahwa ibu-ibu umumnya memikul sebagian besar "beban mental" dalam pekerjaan rumah tangga.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan beban mental? Beban mental mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan tugas rumah tangga yang harus dilakukan agar kehidupan keluarga tetap berjalan dengan lancar.
Seberapa besar tanggung jawab yang dipikul oleh para ibu?
Peneliti menemukan bahwa ibu-ibu bertanggung jawab atas tujuh dari sepuluh tugas rumah tangga yang membutuhkan perhatian mental. Tugas-tugas tersebut meliputi merencanakan makanan, mengatur aktivitas, hingga mengelola keuangan rumah tangga.
"Meski sering kali tidak terlihat, pekerjaan seperti ini sangat penting," kata Dr. Ana Catalano Minggu, ilmuwan politik di Universitas Bath, Inggris.
"Beban mental semacam ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, bahkan berdampak pada karier wanita. Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk memicu percakapan tentang pembagian beban mental yang lebih adil, yang akan menguntungkan semua pihak."
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menganalisis data dari 3.000 orang tua di Amerika Serikat, mengukur beban mental yang mereka tanggung di rumah tangga.
Ibu-ibu menangani 71% tugas rumah tangga yang membutuhkan upaya mental, angka ini lebih tinggi 60% dibandingkan ayah yang hanya mengelola 45%.
Mereka juga melakukan 79% tugas pembersihan dan pengasuhan anak, yang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan ayah yang hanya melakukannya sebanyak 37%. Sementara itu, ayah lebih fokus pada tugas keuangan dan perbaikan rumah (65%), meskipun ibu tetap melakukan bagian signifikan (53%).
Sering kali, orang tua cenderung melebih-lebihkan kontribusi mereka, dan ayah lebih sering melakukan hal ini dibandingkan ibu.
Ibu tunggal dan ayah tunggal menanggung seluruh beban mental tersebut. Khususnya, ayah tunggal lebih banyak melakukan tugas rumah tangga dibandingkan dengan ayah yang memiliki pasangan.
Kesenjangan gender dalam beban mental juga memengaruhi perempuan dalam dunia kerja. Studi Gallup baru-baru ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja dua kali lebih cenderung untuk mempertimbangkan pengurangan jam kerja atau bahkan meninggalkan pekerjaan karena tanggung jawab keibuannya.
"Masa depan tantangan bagi pemerintah dan perusahaan adalah bagaimana menciptakan kebijakan yang mendukung pembagian pekerjaan rumah tangga secara adil antara ibu dan ayah," tambahnya.
"Contohnya, cuti orang tua yang dibayar dengan baik dan netral gender, yang masih sangat kurang di Inggris dan Amerika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya."
Para peneliti mendorong keluarga untuk mendiskusikan siapa yang lebih banyak menanggung beban mental di rumah, serta bekerja sama mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
0 Komentar
Demam Kelinci: Penyakit Langka yang Kasusnya Melonjak di AS
Kucing Peliharaan di Los Angeles County Terjangkit Flu Burung dari Makanan Mentah dan Susu
Mengenal HMPV, Virus Pernapasan yang Sedang Meningkat di China
Chris Martin Coldplay Ungkap Latihan 'Baik' yang Menjaga Kesehatan Mentalnya Tetap Seimbang
Akupunktur Bisa Membantu Meredakan Gejala Penyakit Meniere
3 Cara Meningkatkan Umur Panjang di Tahun 2025
Leave a comment