Ilmuwan Menemukan Manfaat Praktis yang Menakjubkan dari Ampas Kopi Sisa Anda

06 Januari 2025 12:06
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Setiap tahun, dunia menghasilkan sekitar 10 miliar kilogram (22 miliar pon) sampah kopi, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah.

Sahabat.com - Para peneliti di Australia telah menemukan bahwa dengan menambahkan bubuk kopi hangus ke dalam campuran beton, kekuatannya bisa meningkat hingga 30 persen. Penemuan ini menawarkan solusi praktis yang dapat mengatasi beberapa masalah besar sekaligus.

Setiap tahun, dunia menghasilkan sekitar 10 miliar kilogram (22 miliar pon) sampah kopi, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah. 

“Pembuangan limbah organik menyebabkan masalah lingkungan karena menghasilkan gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida yang memperburuk perubahan iklim,” kata Rajeev Roychand, insinyur dari Universitas RMIT.

Sementara itu, permintaan beton semakin meningkat dengan pesatnya perkembangan industri konstruksi global, menambah tantangan lingkungan karena beton membutuhkan banyak sumber daya. “Penambangan pasir untuk beton, yang biasanya diambil dari dasar sungai, memberi dampak besar pada lingkungan,” tambah Jie Li, insinyur RMIT.

Roychand dan Li menekankan pentingnya pendekatan ekonomi sirkular untuk mengurangi limbah organik dan menghemat sumber daya alam seperti pasir. Salah satu inovasi mereka adalah penggunaan ampas kopi sebagai bahan tambahan beton. Proses pirolisis pada ampas kopi yang dipanaskan hingga 350°C menghasilkan biochar yang dapat mengikat dan menyatu dengan semen, tanpa mengurangi kekuatan beton.

Meski demikian, para peneliti masih menguji ketahanan jangka panjang beton yang mengandung kopi ini. Uji coba sedang dilakukan pada daya tahan terhadap siklus beku/cair, penyerapan air, dan pengaruh abrasi.

Penelitian ini tidak hanya berfokus pada ampas kopi, tetapi juga mencoba mencari alternatif sumber limbah organik lain, seperti kayu, sampah makanan, dan limbah pertanian. 

“Temuan ini membuka peluang baru dalam pengelolaan sampah organik dan berpotensi mengurangi dampak lingkungan,” kata insinyur RMIT, Shannon Kilmartin-Lynch. 

Menurut Kilmartin-Lynch, pendekatan ini terinspirasi oleh prinsip keberlanjutan yang dianut masyarakat adat, yang selalu berusaha menjaga siklus hidup material dan meminimalkan dampak buruk terhadap alam.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment