Sahabat.com - Selama ini kita mengenal penyakit jantung, kanker, atau gagal ginjal sebagai masalah besar yang harus ditangani satu per satu.
Namun kini, para ilmuwan mulai melihat penuaan itu sendiri sebagai akar dari banyak penyakit.
Jika proses biologis penuaan bisa diperlambat, bukan hanya satu penyakit yang bisa dicegah, melainkan banyak penyakit kronis sekaligus.
Inilah yang disebut dengan pendekatan geroscience, dan kabarnya bisa menjadi cara baru untuk memperpanjang masa sehat manusia.
Sebuah ulasan besar yang baru saja diterbitkan di Journal of the American Medical Association (JAMA) menyoroti pentingnya pendekatan ini.
Para penulisnya, termasuk Dr. Steven R. Cummings dari Sutter Health dan Prof. Stephen B. Kritchevsky dari Wake Forest University School of Medicine, menegaskan bahwa dunia medis perlu bergeser dari pola lama yang hanya fokus mengobati penyakit demi penyakit.
Sebaliknya, kedokteran seharusnya berfokus pada biologi penuaan itu sendiri agar manusia bisa memiliki healthspan yang lebih panjang, yaitu masa hidup sehat tanpa penyakit dan disabilitas.
“Pada tahun 2050, jumlah orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia di atas 65 tahun akan bertambah lebih dari 30 juta. Jika kita tetap mengobati satu penyakit pada satu waktu, sistem kesehatan akan kewalahan. Dengan pendekatan geroscience, kita bisa membantu orang hidup lebih lama dan lebih sehat dengan menunda atau mencegah banyak penyakit sekaligus,” ungkap Dr. Cummings.
Berbeda dengan usia kalender, geroscience mengukur usia biologis seseorang melalui faktor-faktor seperti epigenetik. Penelitian yang dilakukan oleh tim Dr. Cummings di San Francisco Coordinating Center mencoba membuktikan bahwa usia biologis bisa lebih akurat dalam memprediksi risiko rawat inap dan hasil perawatan dibanding sekadar usia kronologis.
Yang menarik, beberapa terapi yang sebenarnya sudah ada mulai diuji untuk melihat efeknya pada penuaan. Misalnya, metformin—obat diabetes yang sudah digunakan selama puluhan tahun—tampaknya bisa memperlambat proses biologis terkait penuaan.
Ada juga obat golongan GLP-1 seperti semaglutide, yang dikenal untuk diabetes dan obesitas, ternyata bisa meniru efek pembatasan kalori yang sering dikaitkan dengan umur panjang.
Selain itu, para ilmuwan tengah menguji obat senolytics, yaitu terapi yang menargetkan sel-sel “zombie” penyebab peradangan kronis dan kerusakan jaringan.
Meski belum ada satu pun terapi yang secara resmi disetujui FDA untuk menargetkan penuaan, berbagai uji klinis sedang berjalan. Jika hasilnya terbukti, bisa jadi inilah standar baru perawatan kesehatan di masa depan.
“Penelitian kami sedang mengeksplorasi jalur biologis yang bisa dimodifikasi untuk memperlambat penuaan dan mendorong hidup sehat lebih panjang, bukan hanya untuk pasien di Sutter, tetapi juga masyarakat dunia,” tambah Dr. Cummings.
Dengan kata lain, penuaan bukan lagi sekadar hal yang harus diterima begitu saja. Ilmu pengetahuan sedang membuka peluang baru agar manusia tidak hanya hidup lebih lama, tapi juga lebih sehat dan mandiri.
0 Komentar
Jarang Diminum! Jus Buah Ternyata Bisa Bikin Pola Makan Lebih Sehat, Kata Studi Baru
Mengejutkan! Hobi Membaca di Waktu Senggang Anjlok 40% dan Bisa Bikin Kesehatan Ikut Terganggu
Tanpa Obat dan Operasi, Ilmuwan Temukan Cara Jalan Unik untuk Redakan Nyeri Radang Sendi
Leave a comment