Ilmuwan Temukan Masalah Besar pada Panduan Vitamin B12, Otak Bisa Jadi Taruhannya!

01 Oktober 2025 14:50
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan ini memperkuat seruan agar panduan vitamin B12 diperbarui, terutama dengan menilai kadar B12 aktif, bukan hanya kadar serum total. Dengan begitu, risiko penurunan fungsi otak pada usia tua bisa lebih cepat dicegah.

Sahabat.com - Vitamin B12 dikenal penting untuk pembentukan DNA, sel darah merah, dan jaringan saraf, tetapi studi terbaru dari University of California, San Francisco (UCSF) mengungkap fakta mengejutkan: kadar vitamin B12 yang dianggap normal ternyata mungkin tidak cukup untuk melindungi kesehatan otak, khususnya pada orang lanjut usia.

Dalam penelitian yang melibatkan 231 peserta sehat dengan rata-rata usia 71 tahun, mereka yang memiliki kadar B12 rendah—meski masih berada dalam batas normal—menunjukkan kecepatan berpikir lebih lambat, kerusakan pada materi putih otak, serta kelemahan kognitif dibandingkan mereka yang memiliki kadar B12 lebih tinggi. Hasil studi ini dipublikasikan di Annals of Neurology.

“Studi ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah rekomendasi B12 yang berlaku saat ini sudah cukup. Bisa jadi panduan yang ada justru terlalu rendah untuk menjaga kesehatan otak,” jelas Dr. Ari J. Green, ahli saraf dan salah satu penulis senior studi UCSF. 

Ia menambahkan bahwa definisi kekurangan B12 sebaiknya ditinjau ulang dengan menambahkan biomarker fungsional agar intervensi bisa dilakukan lebih dini.

Peneliti juga menemukan bahwa peserta dengan B12 aktif rendah cenderung lebih lambat dalam memproses informasi visual, yang menandakan adanya penurunan fungsi kognitif halus. 

Bahkan, MRI menunjukkan lebih banyak lesi pada materi putih otak yang berkaitan dengan risiko demensia dan stroke.

Vitamin B12 sendiri tidak bisa diproduksi tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan atau suplemen. Sumber alami terbaiknya adalah daging, ikan, telur, unggas, dan produk susu. Bagi vegetarian atau vegan, B12 bisa didapatkan dari makanan yang difortifikasi seperti sereal, susu nabati, ragi nutrisi, atau melalui suplemen.

Menurut Alexandra Beaudry-Richard, salah satu penulis utama, “Kadar rendah B12 bisa memengaruhi fungsi kognitif lebih luas dari yang kita bayangkan, bahkan mungkin berdampak pada lebih banyak orang daripada yang kita sadari. Suplementasi sebaiknya dipertimbangkan bagi lansia yang mengalami gejala neurologis, meski kadar B12 mereka masih dianggap normal.”

Temuan ini memperkuat seruan agar panduan vitamin B12 diperbarui, terutama dengan menilai kadar B12 aktif, bukan hanya kadar serum total. Dengan begitu, risiko penurunan fungsi otak pada usia tua bisa lebih cepat dicegah.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment